Jumat, 04 Mei 2012

RISET KEPERAWATAN ::: Teknik Pengumpulan Data dan Pengukuran Data

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Dalam Menyusun Karya Ilmiah maka diperlukan alat ukur yakni bertujuan untuk memfokuskan hasil yang inin dicapai sang peneliti, adapun karakteristik alat ukur yang harus diperhatikan peneliti adalah prinsip validitas dan realibilitas. Validitas (kesahihan) menyatakan apa yang seharusnya diukur. Sedangkan reliabilitas (keandalan) adalah adanya suatu kesamaan hasil apabila pengukuran dilaksanakan oleh orang yang berbeda. Pada pengamatan dan pengukuran observasi, harus diperhatikan beberapa hal yang secara prinsip sangat penting, yaitu validitas, realibilitas, dan ketepatan fakta/kenyataan hidup (data) yang dikumpulkan dari alat dan cara pengumpulan data maupun kesalahan-kesalahan yang sering terjadi pada pengamatan/pengukuran oleh pengumpul data. Dalam pengumpulan data, pada suatu penelitian, (fakta/kenyataan hidup) diperlukan adanya alat dan cara pengumpulan data yang baik sehingga data yang dikumpulkan merupakan data yang valid, andal (reliable), dan aktual. B. RUMUSAN MASALAH 1. Apakah yang dimaksud prinsip Validitas dan reabilitas? 2. Apakah yang dimaksud pengukuran biopsikologis? 3. Bagaimana teknik pengumpulan data? 4. Skala – skala apa sajakah yang digunakan dalam pengukuran data? 5. Karakteristik metode pengumpulan data? 6. Masalah-masalah pada pengumpulan data? BAB II PEMBAHASAN A. PRINSIP VALIDITAS DAN REABILITAS a) Prinsip Validitas Prinsip Validitas adalah pengukuran dan pengamatan yang berarti prinsip keandalan instrumen dalam mengumpulkan data. Instrumen harys dapat mengukur apa yang seharusnya di ukur.Misalnya bila kita akan mengukur tinggi badan balita maka tidak mungkin kita mengukurnya dengan timbangan dacin.Jadi validitas di sini pertama-pertama lebih menekankan pada alat pengukur/pengamatan. Ada dua hal penting yang harus di penuhi dalam menentukan validitas pengukuran yaitu : 1. Relevan isi instrumen Isi instrumen harus di sesuaikan dengan tujuan penelitian (tujuan khusus) agar dapat mengukur apa yang seharusnya di ukur. Isi tersebut biasanya dapat di jabarkan dalam defenisi operasional.Misalnya,seorang peneliti ingin mengukur tingkat pengetahuan klien tentang perawatan luka pascaoperasi,maka instrumen yang harus ada adalah pengertian,tujuan,alat-alat yang di perlukan,cara merawat luka,dan akibat jika tidak di rawat. 2. Relevan sasaran subjek dan cara pengukuran Instrumen yang di susun harus dapat memberikan gambaran terhadap perbedaan subjek penelitian. Misalnya,peneliti ingin meneliti “harapan” subjek yang baru menikah di bandingkan dengan harapan subjek pasca percobaan bunuh diri (tentamensuicide). Pada perinsip ini ,peneliti harus mempertimbangkan kepada siapa ia bertanya. Misalnya peneliti ingin mengamati kepuasan keluarga terhadap pelayanan keperawatan. Peneliti harus bertanya pada keluarga (termasuk suami, istri, dan anggota keluarga, yang lain) tentang pelayanan keperawatan tersebut. tidak di perbolehkan hanya menanyakan kepada suami dan istri saja. Bila peneliti mengukur kadar suatu sat atau ukuran ( tinggi badan, berat badan, dll ), perlu dibuatkan petunjuk cara pengukuran. Demikian juga kalau peneliti memakai alat pengumpul data dengan kuesioner. Hal ini sebetulnya selain untuk mendapat data yang valit, juga di pakai untuk mendapat data yang rediabel. b) Prinsip Reliabilitas Relibialitas adalah kesamaan hasil pengukuran atau pengamatan bila fakta atau kenyataan hidup tadi di ukur atau diamati berkali-kali dalam waktu yang berlainan. alat dan cara mengukur atau mengamati sama-sama memegang peranan yang penting alam waktu yang bersamaan. Perlu di perhatika bahwa reliabel belum tantu akurat. Dam suatu penelitian non sosial, reliabitas suatu pengukuran atau pun pengamatan lebih mudah di kendalikan daripada penilitian keperawatan, terutama dalam aspek psikososial. Biasanya, dalam penilitian non sosial sudah ada standar internasional untuk pengukuran atau pengamatan. Misalnya perlu alat yng andal untuk mengukur temperatur tekanan darah, dll. Ada beberapa cara pengukuran yang dapat di pakai untuk melihat relibialitas dalam pengumpulan data di bidang kedokteran, yaitu prinsip : 1. stabilitas : mempunyai kesamaan bila di lakukan berulang-ulang dalam waktu yang berbeda, 2. eqiuvalen : pengukuran meberikan hasil yang sama pada kejadian yang sama 3. homogenitas ( kesamaan ): instrumen yang dipergunakan harus mempunyai isi yang sama. Ketiga prinsip reliabilitas terasebut dapat dijelaskan seperti berikut ini : 1. Dalam menanyakan suatu fakta / kenyataan hidup pada sasaran penelitian harus memperhatikan relevansi pertanyaan bagi responden, artinya menanyakan sesuatu yang di kenang responden. 2. Pertanyaan yang di ajukan harus cukup jelas berdasarkan kemampuan responden. Ini penting mengingat tingkat intelektuaitas responde dan penanya belum tentu sama. Untuk itu pewawancara perlu di latih dan di samakan interprestasi pertanyaan antara peneliti da petugas pengumpl data, sehingga petugas dapat menjelaskan secara rinci maksud dan tujuan pengukuran atau pengamatan pada sasaran peneliti. 3. Perlu adanya suatu penekanan atau pengulangan, kadang-kadang peneliti / petugas dapat menanyakan satu pertanyaan dengan lebih dari satu kali dalam waktu yang berbeda. 4. Standardisasi . peneliti memakai ukuran atau pengamatan yang sudah distandardisasi keandalanya. Ini mudah dalam penelitian non keperawatan dan non sosial, tetapi kurang tepat untuk penelitian keperawatan mengingat masalah keperawatan yang terjadi pada klien lebih banyak di temukan pada masalah-masalah klien yang berhubungan dengan psiko-sosial- spiritual, selain juga ada paktor fisiologis. B. PENGUKURAN BIOPISIOLOGIS Pengukuran biopisiologis adalah pengukuran yang pergunakan pada tindakan keperawatan yang berorientasi pada dimemsi fisiologi. Contoh, pengukuran aktivitas dasar klien, perawatan kebersihan mulut, perawatan dekubitus, infeksi kontrol sehubungan dengan pemasangan kateter, dan perawatan treakostomi. meskipun pengukuran tersebut sangat sederhana, untuk mendapatkan hasil yang valid membutuhkan waktu dan biaya yang tinggi. Instrumen pengumpulan data pada fisiologis di bedakan menjadi dua bagian yaitu: 1. In-vivo : Observasi proses fisiologis tubuh,tanpa pengambilan bahan/spesimen dari tubuh klien. Misalnya pengukuran penurunan tekanan darah pada penelitian pengaruh penggunaan tekanan darah pada klien selama laparostomi. 2. In-Vitro : Pengambilan suatu bahan/spesimen dari klien.Misalnya tingkat stres pada klien IMA laki-laki dan perempuan (pengambilan urine untuk memeriksa kadar hormon stres:kortisol,kateklamin,dan penurunan imun). C. PENGUMPULAN DATA a. Pengertian Pengumpulan data adalah suatu proses pendekatan kepada subjek dan proses pengumpulan karakteristik subjek yang di perlukan dalam suatu penelitian. Langkah-langkah dalam pengumpula data bergantung pada rancangan penelitian dan teknik instrumen yang di gunakan. Selama dalam pengumpulan data, peneliti mempokuskan pada penyediaan subjek, melatih tenaga pengumpul data, memperhatikan prinsip-prinsip paliditas dan prebilialitas, serta menyelesaikan masalah- masalah yang terjadi agar dapat terkumpul sesuai rencana yang telah di tetapkan. Merupakan cara peneliti untuk mengumpulkan data dalam penelititan. Sebelum melakukan pengumpulan data, perlu dilihat alat ukur pengumpulan data agar dapat memperkuat hasil penelitian. Adapun bentuk-bentuk pengumpulan data atau Alat ukur pengumpulan data sebagai berikut : b. Metode Pengumpulan Data a. Pengukuran Observasi: Tidak terstruktur dan terstruktur Beberapa jenis masalah keperawatan memerlukan suatu pengamatan atau observasi untuk mengetahuinya. Pengukuran tersebut dapat di gunakan sebagai fakta yang nyata dan akurat dalam membuat suatu kesimpulan.Jenis observasi dapat di bedakan menjadi dua,yaitu terstruktur dan tdak terstruktur. 1. Tidak terstruktur Pada pengukuran observasi ini peneliti secara spontan mengobservasi dan mencatat apa yang dilihat dengan sedikit perencanaan. Metode observasi ini meliputi penjelasan informasi yang lebih banyak dipergunakan untuk menganalisis data secara kualitatif dari pada kuantitatif. Peneliti (observer) pedoman sesuai pertanyaan penelitiantetapi peneliti tidak hanya mengobservas pada hal –hal yang ada pada pedoman. Pada [penelitian keperawatan biasanya peneliti ikut terlibat sebagai peserta dalam suatu kelompok yang diobservasi. Pada jenis penelitian partisipasi observasi penelti ikut terlibat secara penuh dan berhubungan denga subjek khususnya terhadap kegiatan – kegiatan yang berhubungan dengan masalah penelitian. Contoh jenis pengukuran ini dapat dilihat pada focus group discussion (FGD). 2. Terstruktur Pengukuran observasi secara terstruktur berbeda dari jenis observasi yang tidak terstruktur yaitu peneliti cermat mendefinisikan apa yang akan diobservasi melalui suatu perencanaan yang matang.peneliti tidak hanya mengobservasi fakta – fakta yang ada pada subjek, tetapi lebih didasarkan pada perencanaan penelitian yangb sudah disusun sesuai pengelompokannya, pencatatan, dan pemberian kode terhadap hal – hal yang sudah ditetapkan. Instrumen observasi :Checklist Rating Scale Pada suatu pengukuran, peneliti menggunakan pendekatan berdasarkan kategori sustem yang telah dibuat oleh peneliti untuk mengobservasi suatu peristiwa dan perilaku dari subjek. Hal yang sangat penting pada teknik pengukran dengan adanya sistem kategori adalah adanya definisi secara hati – hati terhadap perilaku yang diobservasi. b. Wawancara Wawancara merupakan metode pengumpulan data dengan cara mewawancarai langsung responden yang diteliti, metode ini memberikan hasil secara langsung. Metode dapat dilakukan apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden secara mendalam serta jumlah responden sedikit. Dalam metode wawancara ini, dapat digunakan instrumen berupa pedoman wawancara kemudian daftar periksa atau checklist. 1. Tidak terstruktur Jenis pengukuran ini dapat di pergunakan pada penelitian deskriptik dan kualitatip. Pertanyaan yang di ajukan mencakup permasalahan secara luas yang menyangkut kepribadian, perasaan, dan emosi seseorang. Tujuan penelitian ini adalah untuk menggalih emosi dan pendapat dari subjek terhadap suatu penelitian. Terdapat beberapa jenis pengukuran pada jenis wawancara ini : a. Wawancara secara langsung tanpa adanya suatu topik khusus yang di bicarakan. Tujuan dari wawancara adalah untuk mengglih persepsi sabjek sacara umumu tanpa adanya intervensi jawaban dari peneliti. b. Focus intervew. Jenis ini dipergunakan oleh peneliti kepada subjek yang mengunakan pertanyaan secara luas. Jenis pertanyaan biasanya berhubungan dengan suatu dorongan agar subjek bersedia berbicara secara terbuka, tidak hanya pertanyaan ya dan tidak. c. Focus group discussion ( FGD ). Adalah suatu teknik penelitian kualitatif yang bertujuan untuk mendapatkan informasi ( perasaan, pikiran ) berdasarkan pengamatan subjektif dari sekelompok sasaran terhadap suatu situsi / produk tertentu. d. Riwayat hidup. Jenis penelitian ini merupakan penjebaran tentang pengalaman hidup seseorang. e. Catatan kehidupan. Penelitian ini di gunakan untuk menanyakan kepada subjek tentang kehidupan yang terjadi selama ini berdasarkan catatan kehidupanya. 2. Terstruktur Pengukuran wawancara terstruktur meliputi strategi yang memungkinkan adanya suatu kontrol dari pembicaraan sesuai dengan isi yang di inginkan peneliti. Daftar pertanyaan biasanya sudah di susun sebelum di wawancara dan di tanyakan secara urut. Untuk jenis wawancara terstruktur yang lebih ketat, peneliti hanya di perkenankan bertanya apa adanya sesuai dengan pertanyaan yang telah di susun. Jika responden tidak jelas, peneliti hanya boleh mengulamg pertanyaan yang sama. Tahapan penyusunan wawancra terstruktur meliputi (a) menyusun pertanyaan,(b) pilot testing,(c) latihan,(d) persiapan,(e) pengulangan,(f) recording. c. Angket dan Kuesioner Angket/kuesioner merupakan alat ukur berupa angket atau kuesioner dengan beberapa pertanyaan. Alat ukur ini digunakan bila responden jumlahnya besar dan tidak buta huruf. Selain itu, pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam kuesioner mampu menggali hal-hal yang bersifat rahasia. Pembuatan kuesioner ini mengacu pada parameter yang sudah dibuat oleh peneliti sesuai dengan penelitian yang akan dilakukan. Angket terdiri atas tiga jenis, yakni : 1. Angket terbuka atau tidak berstruktur yang memberikan kebebasan responden untuk mengungkapkan permasalahan 2. Angket tertutup atau berstruktur dimana angket tersebut dibuat sedemikian rupa sehingga responden hanya tinggal memilih atau menjawab pada jawaban yang sudah ada 3. Checklist atau daftar cek yang merupakan daftar yang berisi pernyataan atau pertanyaan yang akan diamati dan responden memberikan jawaban dengan memberikan cek ( ) sesuai dengan hasilnya yang diinginkan atau peneliti yang memberikan tanda ( ) sesuai dengan hasil pengamatan. Contoh : 1. Angket terbuka Bagaimana pendapat saudara tentang pelayanan persalinan di rumah bersalin ini? .................................................................................................................................................................................................................................................. 2. Angket tertutup Apakah saudara melakukan persalinan di rumah bersalin? a. Pernah b. Tidak pernah Jika ya berapa kali? a. 1 kali b. 2 kali c. > 2 kali 3. Checklist Pernyataan Y TS S SS 1. Pada usia 0-4 bulan bayi, saya memberi ASI saja 2. Saya memberikan ASI eksklusif pada kedua payudara secara bergantian 3. Saya menyusui tergantung kemauan bayi, kurang lebih jarak 3 jam 4. Dalam memberikan ASI eksklusif, saya usahakan sampai payudara kosong 5. Setelah menyusui, bayi selalu saya sendawakan      d. Dokumentasi Merupakan metpode pengumpulan data dengan cara mengambil data yang berasal dari dokumen asli. Dokumen asli tersebut dapat berupa gambar, tabel atau daftar periksa dan film dokumenter. e. Statistik (sensus dan survey) Sensus atau survey adalah mencari data pada setiap orangatau sebagian orang yang akan diamati atau diukur. Dalam pengumpulan data lebih banyak digunakan survey karena dengan melakukan pengumpulan data melalui survei biaya murah, waktu dan tenaga sedikit, dan data yang diperoleh lebih terpercaya. Sedangkan kelemahan dari survey adalah data yang diperoleh bersifat sesaat sehingga tidak dapat menggambarkan perubahan-perubahan yang terjadi dengan berjalannya waktu. f. Tes Tes ini merupakan metode pengumpulan data dengan memberikan beberapa soal ujian atau tes. Ada beberapa instrumen yang digunakan dalam melakukan tes di antaranya : tes kepribadian untuk mengetahui kepribadian seseorang, tes bakat untuk mengetahui bakat seseorang, dan tes sikap untuk mengetahui sikap seseorang c. Tugas Peneliti Dalam Pengumpulan Data Pada penelitian kualitatip dan kuantitatif, peneliti harus melaksanakan lima tugas dalam proses pengumpulan data. Tugas tarsebut berhubungan dan di laksanakan secara simultan, dengan kata lain tidak secara berurutan. Tugas tersebut meliputi : a. Memilih subjek Subjek dapat di pilih selama proses pengumpulan data. Penentuan pemilihan subjek bergantung pada rancangan penelitian yang di gunakan peneliti. Peneliti harus mempertimbangkan paktor-paktor yang terjadi selama proses pengumpulan data untuk menghindari terjadinya suatu bias penelitian. Faktor-faktor penghambat dalam pemilihan subjek antara lain (1). semakin meningkatnya perawat yang melakukan riset, sehingga jumlah subjek juga terbatas, (2) melibatkan klien atau perawat sebagai subjek berarti juga menjalin masalah bagi perawatan dan institusi, dan (3). Klien di lindungi secara hukum dari berbagai kegiatan penelitian yang mungkin dapat merugikan klie. b. Mengumpulkan data secara konsisten Konsep agar pengumpulan data dapat akurat adalah perlunya suatu konsistensi. Kpnsistensi tersebut perlu untuk mempertahankan pola pengumpulan data pada setiap tahap berdasarkan rencana yang telah di tetapkan. Hal ini penting di lakukan agar tidak terjadi perbedaan hasil antara waktu pengumpulan data yang satu dengan yang lainya. c. Mempertahankan pengendalian dalam penelitian. Tujuan pengendalian penelitian adlah untuk meminimalisasi terjadinya bias pada hasil penelitian. Penelitian perlu memperhatikn dan mengendalikan adnya variabe-variabel yang tidak di teliti tetapi mempunyai pengaruh terhadap variabel yang di telitih. d. Menjaga integritas / paliditas penelitian Mempertahankan kpnsistensi dan pengendalian selama pengumpulan data berarti mempertahankn adanya suatu integritas atau faiditas penelitian. Untu dapat melaksanakanya, peneliti harus cermat terhadap adanya setiap perubahan atau upaya merubah suatu rencana yang telah di tetapkan agar tidak terjadi ketidak sinambungan. e. Memecahkan masalah Masalah dapat di persepsikan sebagai suatu prustasi atau sebagai suatu tantangan. Oleh karna itu, tugas yang terpenting dalam pengumpulan data adalah menyelesaikan masalah – masalah yang terjadi. Jalan yang biasa di tempuh untuk dapat menyelesaikan masalah dalam pengumpulan data adalah perlu adanya orang lain untuk memberikan masuka dan berdiskusi untuk mencari jalan keluar yang terbaik, agar tujuan penelitian dapat di capai. D. SKALA PENGUKURAN Ketika Menyusun instrumen karya ilmiah maka harus mengetahui tentang skala – skla pengukurun yang biasa di gunakan, agar instrumen dapat diukur sesuai dengan permasalahan penelitian. 1. Skala Normal Merupakan skala yang paling sederhana yang disusun sebagai pembeda atau menurut jenis kategori, seperti jenis kulit ada putih, hitam, kuning; angka 1,2,3, suku seperti maduru, Bugis,Sunda, dan lain-lain: agama islam, Katolik, Hindu, Budha,dan lain-lain ; jenis kelamin, laki-laki dan perempuan. 2. Skala Ordinal Merupakan skala berjenjang ataau tingkatan,seperit kurang,cukup, baik ; tingkat 1 , tingkat 2 ,tingkat 3; rendah , sedang, tinggil;, miskin, sederhana, kaya; atau kepangkatan,dan ain-lain. 3. Skala Interval Merupakan skala yang menunjukaan jarak antara satu data dengan data yang lain yang memiliki bobot yang sama,tidak mempunyai nilai nol yang mutlak, contohnya seperti temperatir yang atau suhu, dan lain-lain . 4. Skala Rasio Merupakan skala pengukuran yang mempunyai nol mutlak dan mempunyai jarak yang sama sepetrti ukuran berat badan, umur, usia, manusia, jarak , panjang, dan lain-lain Selain keempat skala pengukuran. Terdapat skala pengukuran dalam sikap yang dikembangkan dari skalainterval, yakni ; a. Skala Likert Skala ini digunakan untuk mengukur sikap, persepsi seseorang tentang segala atau masalah yanh ada di masyarakat atau yang di alaminya. Berapa bentuk jawaban pertanyaan yang masyk dalam kategori skala likert adalah sebagai berikut : Pernyataan Positif Nilai Sangat setuju : SS Setuju : S Tidak setuju : TS Sangat tidak setuju : STS Pernyataan S TS S SS Apakah saudara memberikan ASI ekslusif dilakukan pada usia 0-6 bulan Cara interpretasi dapat berdasarkan persentase sebagai berikut ini : 0% 25% 50% 75% 100% STS TS S SS Angka : 0 – 25 % : sangat tidak setuju (sangat tidak baik) Angka : 26 – 50% : tidak setuju (tidak baik) Angka : 51 – 75% : setuju (baik) Angka : 76 -100% : sangat setuju (sangat baik) b. Skala Guttaman Skala guttaman’skala ini merupakan skala yang bersifat tegas dan konsisten dengan memberikan jawaban yang tegas seperti jawaban dari pertanyaan/ pernyataan : ya dan tidak, positif dan negatif, setuju dan tidak setuju, benar dan salah. Skala ini pada umumnya dibuat cheklist dengan interprestasi penilaian, apabila skor benar 1 dan apabila salah nilainya 0 dan analisisnya dapat dilakukan seperti skala likert Contoh : Pernyataan Ya Tidak Apakah saudara memberikan ASI ekslusif dilakukan pada usia 0-6 bulan c. Skala Diferensial Semantik Merupakan skala perbedaan semantic yang berisi pernyataan sikap seseorang, yang memberikan jawaban rentang dari positif ke negatif. Contoh : Beri nilai sikap bidan dalam komunikasi selama menolong persalinan anda : 1. Sopan 5 4 3 2 1 Tidak sopan 2. Ramah 5 4 3 2 1 tidak ramah 3. Terbuka 5 4 3 2 1 tertutup 4. Menghargai 5 4 3 2 1 tidak menghargai d. Skala Rating Merupakan Skala sikap yang memberikan pernyataan dengan jawaban yang berupa angka yang telah disediakan, yang hampir sama dengan skal likert akan tetapi tersedia jawaban yang berupa interval angka. Contoh: Pernyataan S TS S SS Apakah saudara memberikan ASI ekslusif dilakukan pada usia 0-6 bulan 1 2 3 4 f. Skala Thrustone Merupakan skala yang memberikan sejumlah pernyataan kepada responden. Responden diminta untuk memilih sebagian pertanyaan, kemudian di hitung oleh peneliti sesuai dengan nilai yang telah di tetapkan. Contoh ; Merekrut calon bidan dengan 3 pernyataan dari 5 pernyataan yang sesuai dengan presepsi saudara : 1. Saya memilih pekerjaan sebagai bidankarena ini adalah pekerjaan yang mulia dan terhormat 2. Apa yang dibanggakan oleh seorang bidan bila gajinya hanya cuckup saja 3. Kebahagian seorang bidan apabila berhasil menolong pasiennya melahirkan dengan normal. 4. Semestinya gaji bidan lebih besar dari pegawai lainnya 5. Apakah bidan lebih muliah dari seorang perawat E. KARAKTERISTIK METODE PENGUMPULAN DATA Karakteristik metode pengumpulan terdiri dari beberapa dimensi,yaitu: a. Struktur. Pengumpulan data penelitian sering di susun berdasarkan struktur tertentu,yaitu pengumpulan data yang benar-benar yang sesuai pada semua objek. b. Kuantitatif. Data yang di kumpulkan pada penelitian kuantatif harus di susun berdasarkan penghitungan sehingga dapat di analisis secara statistik.Sebaliknya,data pada penelitian kualitatif dapat di analisis secara kualitatif dapat di kumpulkan berdasarkan format narasi. c. Obstrusiveness. Pengumpulan data harus di dasarkan pada kemampuan suatu objek.Pengumpulan data yang di ketahui oleh objek biasanya cenderung memperoleh feedback yang tidak normal.Tetapi jika di laksanakan tanpa pengetahuan subjek,maka akan berdampak terhadap masalah etika. d. Objektif. Pengumpulan data sebaiknya di laksanakan secara objektif,sejauh mungkin menghindari unsur subjektivitas.Tetapi pada penelitian sosial,pengambilan pada keputusan secara subjektif jauh lebih bermakna. Pertimbangan dalam pemilihan tehnik pengumpulan data adalah : a. Pertimbangan praktis, menyangkut aspek tenaga, ketrampilan waktu, alat, prosedur, dana. b. Pertimbangan ketelitian, menyangkut aspek reabilitas (tetap, ajeg, stabil) dan validitas (ketepatan). F. MASALAH-MASALAH PADA PENGUMPULAN DATA Masalah-masalah yang akan di jumpai peneliti selama proses pengumpulan data sangat bervariasi,tetpi pada prinsipnya dapat di bedakan menjadi dua sumber masalah,yaitu masalah yang berasal dari subjek dan masalah dari peneliti sendiri. a. Masalah pada Subjek 1. Keterbatasan jumlah subjek Peneliti mungkin menemui hambatan karena hanya sedikit jumlah subjek yang tersedia atau mereka menolak untuk menjadi peserta.Kesalahan tersebut terjadi karena peneliti kurang dapat memproduksi jumlah subjek yang bermasalah. 2. Subject Mortality Subjek mungkin setuju untuk menjadi responden akan taetapi salah dalam pengisian ataupun tidak lengkap.ataupun beberapa subjek tidak ada di tempat pada waktu wawancara yang kedua kalinya atau tidak mengembalikan daftar isian dari kuesioner atau terganggu kesehatan sehingga ia di kelurkan dari peneliti.Pada kesalahan ini mutlak bukan suatu kesengajaan,tetpi suatu insiden.untuk tetap mempertahankan akurasi maka peneliti harus melaporkan dalam hasil peneliti tentang masalah yang di hadapi. 3. Subjek sebagai objek Peneliti pada tahap pengumpulan data ini mungkin bersifat kurang sopan ataupun menakut-nakuti sehingga isian ataupun jawaban yang di berikan tidak sesuai dengan kehendak responden.Peneliti memperlakukan responden sebagai objek dari subjek seperti halnya kita memperlakukan responden sebagai orang yang membutuhkan perawatan. 4. Pengaruh dari luar Semua jawaban dari subjek di pengaruhi oleh orang di sekitarnya ataupun subjek di keluarkan oleh peneliti karena sang isteri atau suami pada pertengahan peneliti tidak setuju menjadi responden secara mendadak. 5. Passive Resisten Tidak adanya tanggapan yang baik dari tenaga kesehatan (dokter dan perawat) lain terhadap riset yang kita laksanakan.Sehingga pengumpulan data yang kita laksanakan tidak akurat.misal,seorang peneliti sedang melakukan eksperimen dengan memberikan pengobatan pada kulit akan tetapi perawat yang lain merasa bahwa tindakan tersebut akan mengganggu kegiatan rutinitas,khususnya dalam hal mandi dll. b. Masalah pada peneliti. 1. Interaksi Peneliti kurang dapat melakukuan interaksi dengan baik kepada subjek,sehingga informasi yang di terima dari subjek kurang akurat . 2. Kurangnya Keterampilan Kurangnya keterampilan ataupun pengalaman dalam pengumpulan data berdampak terhadap data yang di kumpulkan.Hal ini bisa di lihat pada peneliti pemula yang biasanya hanya menekankan pada data-data yang di liat tanpa adanya upaya untuk menggali/menghubungkan dengan data lain.Sebenarnya di balik semua data yang di berikan terdapat informasi yang sangat di perlukan untuk menjawab pertanyaan peneliti. 3. Komplik peran dari peneliti Sebagai seorang peneliti kadang kita merasa seorng petugas di lapangan,sehingga pada waktu melakukan pengumpulan data kita melakukan intervensi keperawatan secara emosional.Akibatnya hasil yang kita harapkan akan bias,karena kita terlalu dominan memengaruhi pendapat dari klien(subjek). BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN Karakteristik alat ukur yang harus diperhatikan peneliti adalah validitas dan realibilitas. Validitas (kesahihan) menyatakan apa yang seharusnya diukur. Sedangkan reliabilitas (keandalan) adalah adanya suatu kesamaan hasil apabila pengukuran dilaksanakan oleh orang yang berbeda. pengukuran dan pengamatan yang berarti prinsip keandalan I Instrumen dalam mengumpulkan data.Instrumen harys dapat mengukur apa yangseharusnya di ukur.Misalnya bila kita akan mengukur tinggi badan balita maka tidak mungkin kita mengukurnya dengan timbangan dacin.Jadi validitas di sini pertama-pertama lebih menekankan pada alat pengukur/pengamtan. B. SARAN Dengan selesainya makalah ini kami sangat berharap kepada semua pembaca agar dapat menelaah dan memahami serta mengamalkan apa yang di peroleh setelah membaca makalah ini. DAFTAR PUSTAKA  Hidayat, A.Aziz Alimul. 2008. Metode penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis Data. Jakarta : salemba Medika.  Hidayat, A.Aziz Alimun. 2008. Riset Keperawatan dan Teknik penulisan ilmiah.jakarta: Salemba Medika