Sabtu, 11 Desember 2010

BAHAYA MEROKOK BAGI KESEHATAN

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat, yang menjadi kebutuhan dasar derajat kesehatan masyarakat, salah satu aspeknya adalah “tidak ada anggota keluarga yang merokok“. Sedangkan PHBS harus menjadi kewajiban saya dan para kader kesehatan untuk mensosialisasikannya.
Penelitian terbaru menunjukkan adanya bahaya dari secondhand-smoke, yaitu asap rokok yang terhirup oleh orang-orang bukan perokok karena berada di sekitar perokok, atau biasa disebut juga dengan perokok pasif.
ZAT KIMIA
Rokok tentu tidak dapat dipisahkan dari bahan baku pembuatannya, yakni tembakau. Di Indonesia, tembakau ditambah cengkih dan bahan-bahan lain dicampur untuk dibuat rokok kretek. Selain kretek, tembakau juga dapat digunakan sebagai rokok linting, rokok putih, cerutu, rokok pipa, dan tembakau tanpa asap (chewing tobacco atau tembakau kunyah).
Komponen gas asap rokok adalah karbon monoksida, amoniak, asam hidrosianat, nitrogen oksida, dan formaldehid. Partikelnya berupa tar, indol, nikotin, karbarzol, dan kresol. Zat-zat ini beracun, mengiritasi, dan menimbulkan kanker (karsinogen).
NIKOTIN
Zat yang paling sering dibicarakan dan diteliti orang, meracuni saraf tubuh, meningkatkan tekanan darah, menimbulkan penyempitan pembuluh darah tepi, dan menyebabkan ketagihan dan ketergantungan pada pemakainya. Kadar nikotin 4-6 mg yang diisap oleh orang dewasa setiap hari sudah bisa membuat seseorang ketagihan. Di Amerika Serikat, rokok putih yang beredar di pasaran memiliki kadar 8-10 mg nikotin per batang, sementara di Indonesia berkadar nikotin 17 mg per batang.
TIMAH HITAM (Pb)
Timah hitam yang dihasilkan oleh sebatang rokok sebanyak 0,5 ug. Sebungkus rokok (isi 20 batang) yang habis diisap dalam satu hari akan menghasilkan 10 ug. Sementara ambang batas bahaya timah hitam yang masuk ke dalam tubuh adalah 20 ug per hari. Bisa dibayangkan, bila seorang perokok berat menghisap rata-rata 2 bungkus rokok per hari, berapa banyak zat berbahaya ini masuk ke dalam tubuh!
GAS KARBONMONOKSIDA (CO)
Karbon Monoksida memiliki kecenderungan yang kuat untuk berikatan dengan hemoglobin dalam sel-sel darah merah. Seharusnya, hemoglobin ini berikatan dengan oksigen yang sangat penting untuk pernapasan sel-sel tubuh, tapi karena gas CO lebih kuat daripada oksigen, maka gas CO ini merebut tempatnya “di sisi” hemoglobin. Jadilah, hemoglobin bergandengan dengan gas CO. Kadar gas CO dalam darah bukan perokok kurang dari 1 persen, sementara dalam darah perokok mencapai 4 – 15 persen. Berlipat-lipat!
TAR
Tar adalah kumpulan dari beribu-ribu bahan kimia dalam komponen padat asap rokok, dan bersifat karsinogen. Pada saat rokok dihisap, tar masuk ke dalam rongga mulut sebagai uap padat. Setelah dingin, akan menjadi padat dan membentuk endapan berwarna cokelat pada permukaan gigi, saluran pernapasan, dan paru-paru. Pengendapan ini bervariasi antara 3-40 mg per batang rokok, sementara kadar tar dalam rokok berkisar 24 – 45 mg.
DAMPAK PARU-PARU
Merokok dapat menyebabkan perubahan struktur dan fungsi saluran napas dan jaringan paru-paru. Pada saluran napas besar, sel mukosa membesar (hipertrofi) dan kelenjar mucus bertambah banyak (hiperplasia). Pada saluran napas kecil, terjadi radang ringan hingga penyempitan akibat bertambahnya sel dan penumpukan lendir. Pada jaringan paru-paru, terjadi peningkatan jumlah sel radang dan kerusakan alveoli.
Akibat perubahan anatomi saluran napas, pada perokok akan timbul perubahan pada fungsi paru-paru dengan segala macam gejala klinisnya. Hal ini menjadi dasar utama terjadinya penyakit obstruksi paru menahun (PPOM). Dikatakan merokok merupakan penyebab utama timbulnya PPOM, termasuk emfisema paru-paru, bronkitis kronis, dan asma.
Hubungan antara merokok dan kanker paru-paru telah diteliti dalam 4-5 dekade terakhir ini. Didapatkan hubungan erat antara kebiasaan merokok, terutama sigaret, dengan timbulnya kanker paru-paru. Bahkan ada yang secara tegas menyatakan bahwa rokok sebagai penyebab utama terjadinya kanker paru-paru.
Partikel asap rokok, seperti benzopiren, dibenzopiren, dan uretan, dikenal sebagai bahan karsinogen. Juga tar berhubungan dengan risiko terjadinya kanker. Dibandingkan dengan bukan perokok, kemungkinan timbul kanker paru-paru pada perokok mencapai 10-30 kali lebih sering.
DAMPAK TERHADAP JANTUNG
Banyak penelitian telah membuktikan adanya hubungan merokok dengan penyakit jantung koroner (PJK). Dari 11 juta kematian per tahun di negara industri maju, WHO melaporkan lebih dari setengah (6 juta) disebabkan gangguan sirkulasi darah, di mana 2,5 juta adalah penyakit jantung koroner dan 1,5 juta adalah stroke. Survei Depkes RI tahun 1986 dan 1992, mendapatkan peningkatan kematian akibat penyakit jantung dari 9,7 persen (peringkat ketiga) menjadi 16 persen (peringkat pertama).
Merokok menjadi faktor utama penyebab penyakit pembuluh darah jantung tersebut. Bukan hanya menyebabkan penyakit jantung koroner, merokok juga berakibat buruk bagi pembuluh darah otak dan perifer.
Asap yang diembuskan para perokok dapat dibagi atas asap utama (main stream smoke) dan asap samping (side stream smoke). Asap utama merupakan asap tembakau yang dihirup langsung oleh perokok, sedangkan asap samping merupakan asap tembakau yang disebarkan ke udara bebas, yang akan dihirup oleh orang lain atau perokok pasif.
Telah ditemukan 4.000 jenis bahan kimia dalam rokok, dengan 40 jenis di antaranya bersifat karsinogenik (dapat menyebabkan kanker), di mana bahan racun ini lebih banyak didapatkan pada asap samping, misalnya karbon monoksida (CO) 5 kali lipat lebih banyak ditemukan pada asap samping daripada asap utama, benzopiren 3 kali, dan amoniak 50 kali. Bahan-bahan ini dapat bertahan sampai beberapa jam lamanya dalam ruang setelah rokok berhenti.
Umumnya fokus penelitian ditujukan pada peranan nikotin dan CO. Kedua bahan ini, selain meningkatkan kebutuhan oksigen, juga mengganggu suplai oksigen ke otot jantung (miokard) sehingga merugikan kerja miokard.
Nikotin mengganggu sistem saraf simpatis dengan akibat meningkatnya kebutuhan oksigen miokard. Selain menyebabkan ketagihan merokok, nikotin juga merangsang pelepasan adrenalin, meningkatkan frekuensi denyut jantung, tekanan darah, kebutuhan oksigen jantung, serta menyebabkan gangguan irama jantung. Nikotin juga mengganggu kerja saraf, otak, dan banyak bagian tubuh lainnya. Nikotin mengaktifkan trombosit dengan akibat timbulnya adhesi trombosit (penggumpalan) ke dinding pembuluh darah.
Karbon monoksida menimbulkan desaturasi hemoglobin, menurunkan langsung persediaan oksigen untuk jaringan seluruh tubuh termasuk miokard. CO menggantikan tempat oksigen di hemoglobin, mengganggu pelepasan oksigen, dan mempercepat aterosklerosis (pengapuran/penebalan dinding pembuluh darah). Dengan demikian, CO menurunkan kapasitas latihan fisik, meningkatkan viskositas darah, sehingga mempermudah penggumpalan darah.
Nikotin, CO, dan bahan-bahan lain dalam asap rokok terbukti merusak endotel (dinding dalam pembuluh darah), dan mempermudah timbulnya penggumpalan darah. Di samping itu, asap rokok mempengaruhi profil lemak. Dibandingkan dengan bukan perokok, kadar kolesterol total, kolesterol LDL, dan trigliserida darah perokok lebih tinggi, sedangkan kolesterol HDL lebih rendah.
PENYAKIT JANTUNG KORONER
Merokok terbukti merupakan faktor risiko terbesar untuk mati mendadak.
Risiko terjadinya penyakit jantung koroner meningkat 2-4 kali pada perokok dibandingkan dengan bukan perokok. Risiko ini meningkat dengan bertambahnya usia dan jumlah rokok yang diisap. Penelitian menunjukkan bahwa faktor risiko merokok bekerja sinergis dengan faktor-faktor lain, seperti hipertensi, kadar lemak atau gula darah yang tinggi, terhadap tercetusnya PJK.
Perlu diketahui bahwa risiko kematian akibat penyakit jantung koroner berkurang dengan 50 persen pada tahun pertama sesudah rokok dihentikan. Akibat penggumpalan (trombosis) dan pengapuran (aterosklerosis) dinding pembuluh darah, merokok jelas akan merusak pembuluh darah perifer.
PPDP yang melibatkan pembuluh darah arteri dan vena di tungkai bawah atau tangan sering ditemukan pada dewasa muda perokok berat, sering akan berakhir dengan amputasi.
PENYAKIT (STROKE)
Penyumbatan pembuluh darah otak yang bersifat mendadak atau stroke banyak dikaitkan dengan merokok. Risiko stroke dan risiko kematian lebih tinggi pada perokok dibandingkan dengan bukan perokok.
Dalam penelitian yang dilakukan di Amerika Serikat dan Inggris, didapatkan kebiasaan merokok memperbesar kemungkinan timbulnya AIDS pada pengidap HIV. Pada kelompok perokok, AIDS timbul rata-rata dalam 8,17 bulan, sedangkan pada kelompok bukan perokok timbul setelah 14,5 bulan. Penurunan kekebalan tubuh pada perokok menjadi pencetus lebih mudahnya terkena AIDS sehingga berhenti merokok penting sekali dalam langkah pertahanan melawan AIDS.
Kini makin banyak diteliti dan dilaporkan pengaruh buruk merokok pada ibu hamil, impotensi, menurunnya kekebalan individu, termasuk pada pengidap virus hepatitis, kanker saluran cerna, dan lain-lain. Dari sudut ekonomi kesehatan, dampak penyakit yang timbul akibat merokok jelas akan menambah biaya yang dikeluarkan, baik bagi individu, keluarga, perusahaan, bahkan negara.
Penyakit-penyakit yang timbul akibat merokok mempengaruhi penyediaan tenaga kerja, terutama tenaga terampil atau tenaga eksekutif, dengan kematian mendadak atau kelumpuhan yang timbul jelas menimbulkan kerugian besar bagi perusahaan. Penurunan produktivitas tenaga kerja menimbulkan penurunan pendapatan perusahaan, juga beban ekonomi yang tidak sedikit bagi individu dan keluarga. Pengeluaran untuk biaya kesehatan meningkat, bagi keluarga, perusahaan, maupun pemerintah.
KEBIASAAN MEROKOK
Sudah seharusnya upaya menghentikan kebiasaan merokok menjadi tugas dan tanggung jawab dari segenap lapisan masyarakat. Usaha penerangan dan penyuluhan, khususnya di kalangan generasi muda, dapat pula dikaitkan dengan usaha penanggulangan bahaya narkotika, usaha kesehatan sekolah, dan penyuluhan kesehatan masyarakat pada umumnya.
Tokoh-tokoh panutan masyarakat, termasuk para pejabat, pemimpin agama, guru, petugas kesehatan, artis, dan olahragawan, sudah sepatutnya menjadi teladan dengan tidak merokok. Perlu pula pembatasan kesempatan merokok di tempat-tempat umum, sekolah, kendaraan umum, dan tempat kerja; pengaturan dan penertiban iklan promosi rokok; memasang peringatan kesehatan pada bungkus rokok dan iklan rokok.
Iklim tidak merokok harus diciptakan. Ini harus dilaksanakan serempak oleh kita semua, yang menginginkan tercapainya negara dan bangsa Indonesia yang sehat dan makmur.
GERBANG NARKOBA
Akibat kronik yang paling gawat dari penggunaan nikotin adalah ketergantungan. Sekali seseorang menjadi perokok, akan sulit mengakhiri kebiasaan itu baik secara fisik maupun psikologis. Merokok menjadi sebuah kebiasaan yang kompulsif, dimulai dengan upacara menyalakan rokok dan menghembuskan asap yang dilakukan berulang-ulang.
Karena sifat adiktifnya (membuat seseorang menjadi ketagihan) rokok dalam Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM IV) dikelompokkan menjadi Nicotine Related Disorders. Sedangkan WHO menggolongkannya sebagai bentuk ketagihan. Proses farmakologis dan perilaku yang menentukan ketagihan tembakau sama dengan proses yang menimbulkan ketagihan pada obat, seperti heroin dan kokain.
Berdasarkan data epidemiologi diketahui kurang lebih 20% dari perokok memiliki risiko delapan kali menjadi penyalahguna NAPZA, dan berisiko sebelas kali untuk menjadi peminum berat dibandingkan dengan mereka yang tidak merokok. Perhatian khusus mengenai masalah ini dikaitkan dengan meningkatnya jumlah perokok remaja.
Menangani masalah kebiasaan merokok pada remaja diharapkan dapat mencegah masalah yang akan timbul dikemudian hari berkaitan kebiasaan tersebut, salah satunya adalah pencegahan penyalahgunaan narkoba. Menurut Teddy Hidayat, Spesialis Kedokteran Jiwa, Remaja yang berisiko tinggi adalah remaja-remaja yang memiliki sifat pemuasaan segera, kurang mampu menunda keinginan, merasa kosong dan mudah bosan, mudah cemas, gelisah, dan depresif.
Pemahaman tentang kebiasaan merokok dan kecenderungan sifat kepribadian seseorang akan sangat membantu upaya menghentikan kebiasaan yang merugikan tersebut. Untuk pencegahan kebiasaan merokok pada anak-anak dan remaja. Orang tua serta guru memegang peranan besar untuk mengawasi, memberikan informasi yang benar dan yang terpenting tidak menjadi contoh perilaku individu yang ketagihan kebiasaan merokok.
GANGGU KESEHATAN JIWA
Merokok berkaitan erat dengan disabilitas dan penurunan kualitas hidup. Dalam sebuah penelitian di Jerman sejak tahun 1997-1999 yang melibatkan 4.181 responden, disimpulkan bahwa responden yang memilki ketergantungan nikotin memiliki kualitas hidup yang lebih buruk, dan hampir 50% dari responden perokok memiliki setidaknya satu jenis gangguan kejiwaan. Selain itu diketahui pula bahwa pasien gangguan jiwa cenderung lebih sering menjadi perokok, yaitu pada 50% penderita gangguan jiwa, 70% pasien maniakal yang berobat rawat jalan dan 90% dari pasien-pasien skizrofen yang berobat jalan.
Berdasaran penelitian dari CASA (Columbian University`s National Center On Addiction and Substance Abuse), remaja perokok memiliki risiko dua kali lipat mengalami gejala-gejala depresi dibandingkan remaja yang tidak merokok. Para perokok aktif pun tampaknya lebih sering mengalami serangan panik dari pada mereka yang tidak merokok Banyak penelitian yang membuktikan bahwa merokok dan depresi merupakan suatu hubungan yang saling berkaitan. Depresi menyebabkan seseorang merokok dan para perokok biasanya memiliki gejala-gejala depresi dan kecemasan (ansietas).
Sebagian besar penderita depresi mengaku pernah merokok di dalam hidupnya. Riwayat adanya depresi pun berkaitan dengan ada tidaknya gejala putus obat (withdrawal) terhadap nikotin saat seseorang memutuskan berhenti merokok. Sebanyak 75% penderita depresi yang mencoba berhenti merokok mengalami gejala putus obat tersebut. Hal ini tentunya berkaitan dengan meningkatnya angka kegagalan usaha berhenti merokok dan relaps pada penderita depresi.
Selain itu, gejala putus zat nikotin mirip dengan gejala depresi. Namun, dilaporkan bahwa gejala putus obat yang dialami oleh pasien depresi lebih bersifat gejala fisik misalnya berkurangnya konsentrasi, gangguan tidur, rasa lelah dan peningkatan berat badan).
Nikotin sebagai obat gangguan kejiwaan Merokok sebagai salah satu bentuk terapi untuk gangguan kejiwaan masih menjadi perdebatan yang kontroversial. Gangguan kejiwaan dapat menyebabkan seseorang untuk merokok dan merokok dapat menyebabkan gangguan kejiwaan, walau jumlahnya sangat sedikit, sekitar 70% perokok tidak memiliki gejala gangguan jiwa.
Secara umum merokok dapat menyebabkan peningkatan konsentrasi, menekan rasa lapar, menekan kecemasan, dan depresi. Dalam beberapa penelitian nikotin terbukti efektif untuk pengobatan depresi. Pada dasarnya nikotin memberikan peluang yang menjanjikan untuk digunakan sebagai obat psikoaktif. Namun nikotin memiliki terapheutic index yang sangat sempit, sehingga rentang antara dosis yang tepat untuk terapi dan dosis yang bersifat toksis sangatlah sempit.
Sehingga dipikirkan suatu bentuk pemberian nikotin tidak dalam bentuk murni tetapi dalam bentuk analognya. Namun, kerangka pemikiran pemberian nikotin sebagai obat tidaklah dalam bentuk kebiasaan merokok. Seperti halnya morfin yang digunakan sebagai obat analgesik kuat (penahan rasa sakit), pemberiannya harus dalam pengawasan dokter. Gawatnya, saat ini nikotin bisa didapatkan dengan bebas dan mudah dalam sebatang rokok, hal ini perlu diwaspadai karena kebiasaan merokok tidak lantas menjadi sebuah pembenaran untuk pengobatan gejala gangguan kejiwaan.
SISTIM REPRODUKSI
Studi tentang rokok dan reproduksi yang dilakukan sepanjang 2 dekade itu berkesimpulan bahwa merokok dapat menyebabkan rusaknya sistim reproduksi seseorang mulai dari masa pubertas sampai usia dewasa
Pada penelitian yang dilakukan Dr. Sinead Jones, direktur The British Medical Assosiation’s Tobacco Control Resource Centre, ditemukan bahwa wanita yang merokok memiliki kemungkinan relatif lebih kecil untuk mendapatkan keturunan.
pria akan mengalami 2 kali resiko terjadi infertil (tidak subur) serta mengalami resiko kerusakan DNA pada sel spermanya. Sedangkan hasil penelitian pada wanita hamil terjadi peningkatan insiden keguguran. Penelitian tersebut mengatakan dari 3000 sampai 5000 kejadian keguguran per tahun di Inggris, berhubungan erat dengan merokok.
120.000 pria di Inggris yang berusia antara 30 sampai50 tahun mengalami impotensi akibat merokok. Lebih buruk lagi, rokok berimplikasi terhadap 1200 kasus kanker rahim per tahunnya.
WANITA MEROKOK, MENOPAUSE DINI
Perempuan yang merokok sangat mungkin untuk mulai memasuki masa menopause sebelum usia 45 tahun dan juga membuat mereka menghadapi resiko osteoporosis dan serangan jantung, demikian laporan beberapa peneliti Norwegia.
“Di antara sebanyak 2.123 perempuan yang berusia 59 sampai 60 tahun, mereka yang saat ini merokok, 59% lebih mungkin mengalami menopause dini dibandingkan dengan perempuan yang tidak merokok,” kata Dr. Thea F. Mikkelsen dari University of Oslo dan rekannya.
Bagi perokok paling berat, resiko menopause dini hampir dua kali lipat. Namun, perempuan yang dulunya merokok, tapi berhenti setidaknya 10 tahun sebelum menopause, pada dasarnya kurang mungkin untuk berhenti menstruasi dibandingkan dengan perokok sebelum usia 45 tahun.
Ada bukti bahwa merokok belakangan dalam kehidupan membuat seorang perempuan lebih mungkin untuk mengalami menopause dini, sedangkan perokok yang berhenti sebelum berusia setengah baya mungkin tak terpengaruh, kata Mikkelsen dan timnya di dalam jurnal Online, BMC Public Health.
Mereka meneliti hubungan lebih lanjut dan menetapkan apakah menjadi perokok pasif juga mungkin mempengaruhi waktu menopause. Para peneliti tersebut mendapati bahwa hampir 10% perempuan memasuki menopause sebelum usia 45 tahun.

BERHENTI MEROKOK
Beberapa alasan untuk berhenti merokok
1. Impotensi
Merokok akan mengurangi aliran darah yang diperlukan untuk mencapai suatu keadaan ereksi. Karena hal tersebutlah rokok dapat mempengaruhi days ereksi penis.
2. Wajah keriput
Merokok dapat mengurangi aliran oksigen dan zat gizi yang diperlukan sel kulit Anda dengan jalan menyempitkan pembuluh darah di sekitar wajah. Sehingga akan menyebabkan keriput.
3. Gigi berbercak dan nafas bau.
Partikel dari rokok sigaret dapat memberi bercak kuning hingga cokelat pada gigi Anda, dan ini juga akan memerangkap bakteri penghasil bau di mulut Anda. Kelainan gusi dan gigi tanggal juga lebih sering terjadi pada perokok.
4. Anda dan di sekitar’ menjadi bau.
Rokok sigaret memiliki bau yang tidak menyenangkan dan menempel pada segala sesuatu, dari kulit dan rambut Anda sampai pakaian dan barang-barang di sekitar Anda. Dan bau ini sama sekali bukan hal yang membangkitkan selera pasangan maupun teman-teman.
5. Tulang rapuh
Sejumlah penelitian menemukan hubungan antara merokok dengan osteoporosis pada pria dan wanita. Sebuah penelitian mengamati kasus patah tulang pinggul pada wanita lansia, dan menyimpulkan bahwa satu dari 8 kasus patah tulang itu disebabkan oleh kehilangan massa tulang yang disebabkan oleh merokok.
6. Depresi
Sebagian ilmuwan menganggap rokok mengandung zat yang mampu menyebabkan peningkatan mood. Zat inilah yang biasanya kandungannya berkurang saat seseorang menderita depresi. Itulah juga penyebabnya mengapa orang yang sedang stres atau depresi cenderung mencari ‘pelarian’ ke rokok.
7. Panutan yang buruk bagi anak.
Setiap hari, dliperkirakan 3000 anak di AS yang menjadi ketagihan merokok sigaret. Bila mereka terus merokok, 1000 diantaranya bisa dipastikan akan meninggal akibat penyakit yang berhubungan dengan merokok.
8. Kebakaran
jika Anda ceroboh, saat merokok clan membuang puntung rokok yang masih menyala ke sembarang tempat dapat menyebabkan kebakaran.
9. Sirkulasi darah yang buruk
Sel darah merah telah dirancang dari sananya untuk mengangkut oksigen ke seluruh tubuh. Pada perokok, molekul oksigen digantikan oleh komponen dari asap rokok, sehingga menghambat transportasi oksigen yang penting bagi kehidupan sel.
10. Terkesan bodoh
Jika perokok membela ketergantungannya, ada satu kebenaran yang tak mampu mereka pungkiri: Seperti kata slogan, rokok itu pembunuh. jadi, bila masih ada yang meneruskan kebiasaan itu, tentunya akan terlihat bodoh kan.
TIGA HAL UTAMA
Melihat bahaya-bahaya yang dapat ditimbulkan rokok, kiranya diantara kita perlu bahu-membahu berbuat tiga hal utama :
Komunikasi dan informasi tentang bahaya merokok, baik bagi si perokok langsung maupun perokok pasif.
Menyediakan tempat-tempat khusus bagi orang yang merokok agar yang bukan perokok tidak terkena dampak negatifnya.
Jangan merasa segan untuk menegur perokok, jika anda merasa terganggu.
STRATEGI BERHENTI MEROKOK
Berikut ini strategi-strategi yang dapat anda gunakan untuk berhenti merokok:
1. Rencanakan waktu berhenti
Rencanakan kapan anda akan berhenti merokok untuk selamanya. Waktunya mungkin saja beberapa hari ke depan atau 2 minggu lagi. Menjelang hari berhenti merokok itu, anda kurangi jumlah rokok yang dihisap setiap harinya.
2. Obat-obatan
Obat membantu mengurangi gejala-gejala berhenti merokok sampai efek terburuk terlewati. Anda mempunyai pilihan obat baik berdasarkan resep dokter maupun obat over-the-counter (tanpa resep dokter). Diskusikan pilihan tersebut dengan dokter anda.
3. Bantu diri anda sendiri
Dalam merencanakan dan menjaga keinginan anda untuk berhenti merokok, carilah informasi mengenai rokok dan penyakit yang ditimbulkan dari berbagai sumber terpercaya seperti American Cancer Society, American Lung Association, Centers for Disease Control and Prevention atau situs lokal seperti Yayasan Kanker Indonesia, Yayasan Jantung Indonesia ,Komite Nasional Penanggulangan Masalah Merokok. Bantulah diri anda dengan informasi yang meyakinkan anda untuk menjauh dari rokok setelah berhenti merokok.
4. Kelompok pendukung
Entah anda bertemu secara online atau sebuah kelompok pendukung. Carilah dukungan dari orang-orang yang juga berusaha untuk berhenti merokok.
5. Konseling
Konseling merupakan pertemuan tatap muka dengan dokter yang terpercaya, psikolog, perawat atau konselor. Forum ini akan membahas hal-hal apa saja yang menghalangi anda untuk berhenti merokok dan cara-cara untuk mengatasinya.
6. Cold turkey
Merupakan strategi dengan langsung berhenti merokok. Jika anda memilih cold turkey maka anda akan mengalami gejala-gejala putus rokok, seperti semua orang yang berhenti merokok seperti tidak sabar (restlessness), nafsu makan bertambah, mudah tersinggung.
Disarankan agar anda mencari bantuan saat anda berhenti merokok, baik itu berupa dukungan ataupun pengobatan.
7. Olahraga
Olahraga akan membantu anda mengatasi stres dan berat badan yang bertambah setelah anda berhenti merokok.
8. Ajak Sahabat/Keluarga Anda
Mintalah teman atau anggota keluarga yang tidak merokok untuk menyediakan waktu mereka jika anda mengalami masa-masa yang sulit.
9. Terapi alternatif
Beberapa perokok mencoba metode hipnotis atau akupuntur untuk membantu mereka berhenti merokok, meskipun tidak banyak yang terbukti berhasil. Namun, bila metode tersebut membuat anda berhenti merokok, berarti metode tersebut cocok dengan anda.
Untuk berhenti merokok, anda membutuhkan pendekatan personal. Apa yang berhasil untuk orang lain belum tentu berhasil pada anda
APA YANG HARUS ANDA LAKUKAN?
Bila anda seorang perokok dan berencana ingin memiliki anak, berhentilah merokok sekarang juga! (Para ahli merekomendasikan setidaknya anda berhenti merokok sebulan sebelum terjadinya pembuahan). Berkonsultasilah dengan dokter atau tenaga kesehatan lainnya untuk membantu menghilangkan kebiasaan merokok anda. Banyak sekali tehnik yang ditawarkan, carilah yang paling cocok untuk dilakukan.
Berikut ada 7 cara berhenti merokok yang kami anjurkan:
1. Bersihkan dan buang. Bersihkan dan buang semua rokok yang anda miliki.
2. Buat catatan dan peringatan. Tulis catatan seperti “Anda sekarang bukan perokok” dan tempelkan pada tempat-tempat yang sering anda kunjungi – di tempat tidur, atas meja dsb.
3. Lakukan terus-menerus. Tetaplah berhenti merokok pada hari yang telah anda tentukan untuk berbuat demikian. Jangan terputus-putus melakukannya.
4. Pusatkan perhatian pada pekerjaan sehari-hari untuk mengalihkan keinginan merokok.
5. Berpikir positif. Pikirkan diri anda sebagai seorang yang bukan perokok. Apabila ada tawaran merokok dari teman, katakan kepada teman anda itu dengan tegas “Saya tidak merokok”.
6. Mintalah dukungan dari keluarga, kawan dekat dan rekan sekerja untuk membantu anda membuang kebiasaan merokok ini.
7. Melawan keinginan untuk merokok:
Mengalihkan perhatian ketika anda ingin merokok. Katakan pada diri anda “Nanti!!” dan lakukan hal-hal positif lainnya.
Menarik nafas panjang. Tarik nafas panjang selama lima detik dan lepaskan perlahan-lahan.
Minum air yang banyak. Hindari minuman yang mengandung kafein seperti kopi, teh atau cola.
Sibukkan diri anda dengan aktivitas. Ini penting supaya anda tidak selalu terpikir untuk merokok. Aktivitas yang bisa dilakukan misalnya berkebun, membaca buku dsb.
Melakukan olahraga sekurang-kurangnya tiga kali seminggu selama 20 menit setiap sesi.
Membasuh tangan atau mandi ketika anda ingin merokok.
Kunyah sesuatu seperti permen karet, dsb.
Berdoa semoga anda diberi kekuatan dan keinginan yang tetap untuk berhenti merokok
Pada awalnya berhenti merokok membutuhkan perjuangan yang sangat berat. Jangan kaget bila ada tanda-tanda seperti mudah marah, sulit mengendalikan perasaan, kurang konsentrasi, gelisah, sulit tidur, batuk, penurunan denyut nadi, serta nafsu makan bertambah. Fase ini disebut fase withdrawal. Akan hilang sendiri setelah tiga sampai empat minggu.

Sabtu, 04 Desember 2010

PANDANGAN ISLAM TENTANG KESEHATAN

A. Pengertian Sehat
Sehat dalam pandangan islam yaitu seimbangnya anatara jasmani dan rohani yang meliputi keserasian sempurna bermacam-macam fungsi. Sehat juga adalah suatu keadaan di mana manusia mampu melakukan hubungan interaksi dengan lingkungannya baik materil maupun social, Semua itu tidak keluar dari tindakan penyesuaian diri atau adjustment.
“Kesehatan adalah suatu hak bagi manusia”
Demikianlah sabda Rasulullah. Karena kesehatan merupakan hak asasi manusia dan sesuatu yang sesuai dengan fitrah manusia maka islam menegaskan perlunya istiqamah menantapkan dirinya dan menegakkan agama islam.
Allah Berfirman dalam Q.S. Yunus : 57



Aritinya :
“Hai, manusia sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu & penyembuh-penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berbeda) dalam dada dan petunjuk juga rahmat bagi orang-orang yang beriman.

B. Kesehatan Jiwa / rohani Menurut Islam
Islam sangat memperhatikan pendidikan jiwa dan menyucikannya dengan sifat-sifat mulia. Karena kesehatan jiwa merupakan hal yang sangat penting karena berhubungan dengan kualitas hidup dan kebahagiaan manusia, baik kehidupan pribadi, keluarga, social, politik, spirirtual, serta sampai pada bidang pekerjaan dan profesi manusia.
Allah berfirman pada Q.S. Al Imran : 164




Aritinya :
Sungguh Allah telah memberi karunia kepada orang-orang yang beriman ketika Allah mengutus di antara mereka seorang rasul dari golongan mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat Allah, membersihkan (jiwa) mereka, dan mengajarkan kepada mereka Al Kitab dan Al Hikmah. Dan sesungguhnya sebelum (kedatangan Nabi) itu, mereka adalah benar-benar dalam kesesatan yang nyata.
Kehidupan mewah dan kemajuan IPTEK tidak akan menjamin kebahgiaan manusia, kaena ada tiga yang bisa menjamin kebahagiaan manusia :
1. Kejiwaan
2. Kesehatan
3. Keberagaman yang di miliki manusia

C. Kesehatan seksual menurut Islam
seksual juga merupakan hal yang penting bagi orang muslim karena berpengaruh besar terhadap kesehatan dan prilaku manusia. Orang banyak memandang seksual adalah ha yang tabuh yang sangat penting di bicarakan. Padahal dalam Al Quran sendiri seks di paparkan dengan sangat indahnya. Dengan kata-kat kiasan yang begitu Indah, yang menunjukkan seks tidak pantang untuk dibicara sembarangkan.
Allah berfirman dalam Q.S Al Baqarah : 223



Artinya :
Istri-istrimu adalah (seperti) tanah tempat kamu bercocok-tanam, maka datangilah tanah tempat bercocok-tanammu itu bagaimana saja kamu kehendaki. Dan kerjakanlah (amal yang baik) untuk dirimu, dan bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa kamu kelak akan menemui-Nya. Dan berilah kabar gembira orang-orang yang beriman.
Islam mengajarkan kepada umatnya tentang factor-factor kesehatan seksual, adapun faktornya yaitu :
1. Pendidikan seksual secara dini
2. Memilih calon pasangan yang baik dan berakhlak mulia
3. Tata karma atau adab menggauli pasangan
4. Islam sangat melarang hubungan seksual sesame jenis dan binatang
5. Disunahkan kepada kaum adam untuk sirkumsi (sunat)
6. Islam membolehkan pria berpoligami untuk menghidari persinahan, namun dengan syarat-syarat tertentu.
7. Menjaga kebersihan seksual
D. Kesehatan jasmani menurut islam
Keserasian yang sempurna antara macam-macam fungsi jasmani disertai dengan kemampuan untuk menghadapi kesukaran-kesukaran yang biasa yang terdapat dalam lingkungan.
Untuk mencapai kesehatan jasmani yang sempurna, umat islam harus melakukan beberapa hal yaitu :
1. Kebersihan, membersihkan dan menyucikan diri
Allah berfirman Q.S Al Baqarah : 222

……………………………..

Artinya :
………….Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang tobat dan menyukai orang-orang yang menyucikan diri.
2. Penanggulangan dan epidemi penyakit




3. Memperbaiki makanan
Allah berfirman Q.S Abasa: 24

Artinya :
maka hendaklah manusia itu memperhatikan makanannya.
4. Olahraga
5. Kesehatan seksual
6. Puasa

E. Kesehatan Lingkungan
Menurut pandangan islam melalui kitab suci Al Quran, Allah telah memberikan info spiritual kepada manusia untuk bersikap ramah terhadap lingkungan agar tidak menjadi rusak, tercemar, bahkan menjadi punah.
Allah berfirman dalam Q.S Al Baqarah : 11


Artinya :
Dan apabila dikatakan kepada mereka: Janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, mereka menjawab: "Sesungguhnya kami orang-orang yang mengadakan perbaikan."
Islam mengajarkan tentang pendidikan lingkungan yang diajarkan secara islami merupakan saran penting bagi muslim untuk mengenal dan menyadari lingkungan sehat, hidup secara baik dan benar.
Sikap ramah lingkungan yang diajarkan oleh agama islam kepada manusia dapat dirincikan sebagai beikut :
1. Agar manusia menjadi pelaku aktif dalam mengelolah lingkungan dan melestarikannya.
2. Agar manusia tidak berbuat kerusakan terhadap lingkungannya Surah Ar Rum : 41


Artinya : Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).
3. Agar manusia selalu membiasakan diri bersikap ramah terhadap lingkungan.

TIPS PENGOBATAN STRESS MENTAL

Stress adalah tekanan atau beban….Stress mental artinya tekanan atau beban yang menindih mental seseorang..Stres mental yang terjadi secara berkepanjangan, mengakibatkan penyakit Depresi…perasaan yang tertekan..Depresi yang berkepanjangan akan mengakibatkan penyakit psykhsomatis……..
Nah ini cara menghadapi stres..
Pertama-tama, anda harus belajar mengenali stres:
Gejala-gejala stres mencakup mental, sosial dan fisik. Hal-hal ini meliputi kelelahan, kehilangan atau meningkatnya napsu makan, sakit kepala, sering menangis, sulit tidur dan tidur berlebihan. Melepaskan diri dari alkohol, narkoba, atau perilaku kompulsif lainnya sering merupakan indikasi-indikasi dari gelaja stres. Perasaan was-was, frustrasi, atau kelesuan dapat muncul bersamaan dengan stres.
Jika anda merasa stres mengaruhi pelajaran anda,
langkah pertama adalah mencari bantuan melalui pusat koseling di tempat anda.
Manajemen stres adalah kemampuan untuk mengendalikan diri ketika situasi, orang-orang, dan kejadian-kejadian yang ada memeberi tuntutan yang berlebihan. Apa yang dapat anda lakukan untuk mengatur stres anda? Strategi-strategi apa yang ada?
Perhatikan lingkunga sekitar anda
Lihatlah mungkin ada sesuatu yang benar-benar dapat anda ubah atau kendalikan dalam situasi tersebut.
Jauhkan diri anda dari situasi-situasi yang menekan
Beri diri anda kesempatan untuk beristirahat biarpun hanya untuk beberapa saat setiap hari.
Secara selektif ubahlah cara anda bereaksi
Tapi jangan terlalu banyak sekaligus. Fokuskan pada satu masalah dan kendalikan reaksi anda terhadap hal ini.
Hindari reaksi yang berlebihan;
Mengapa harus membenci jika sedikit tidak suka sudah cukup? Mengapa harus merasa bingung jika cukup dengan hanya merasa gugup? Mengapa harus mengamuk jika marah saja sudah cukup? Mengapa harus depresi ketika cukup dengan merasa sedih?
Tidur secukupnya
Kurang istirahat hanya akan memperburuk stress.

Hindari pengobatan diri sendiri atau menghindar
Alkohol dan obat-obatan dapat menyembunyikan stres. Namun tidak dapat membantu memecahkan masalah.
Belajarlah cara terbaik untuk merelaksasikan diri anda
Meditasi dan latihan pernafasan telah terbukti efektif dalam mengendalikan stress. Berlatihlah untuk menjernihkan pikiran anda dari pikiran-pikiran yang menggangu.
Tentukan tujuan yang realistis bagi diri anda sendiri
Dengan mengurangi jumlah kejadian-kejadian yang terjadi dalam hidup anda, anda akan dapat mengurangi beban yang berlebihan.
Jangan membebani diri anda secara berlebihan
dengan mengeluh mengenai seluruh beban kerja anda. Tangani setiap tugas sebagaimana mestinya, atau tangani secara selektif dengan memperhatikan beberapa prioritas.
Ubahlah cara pandang anda
Belajarlah untuk mengenali stress. Tingkatkan reaksi tubuh anda dan buatlah pengaturan diri terhadap stress.
Lakukan sesuatu untuk orang lain
Untuk melepaskan pikiran dari masalah anda sendiri.
Hindari stress
Dengan kegiatan-kegiatan fisik, misalnya jogging, tennis ataupun berkebun.
Tingkatkan ketahanan diri anda
Yang harus digarisbawahi dari manajemen stress adalah ?Saya membuat diri saya sendiri sedih?.
Cobalah untuk ?memanfaatkan? stress
Jika anda tidak dapat melawan apa yang mengganggu anda, dan anda tidak dapat menghindar darinya, berjalanlah seiring dengannya dan cobalah untuk memanfaatkannya secara produktif.
Cobalah untuk menjadi seseorang yang positif
Tanamkan pada diri anda bahwa anda dapat mengatasi segala sesuatu dengan baik daripada hanya memikirkan betapa buruknya segala sesuatu yang terjadi. ?Stress sebenarnya dapat membantu ingatan, terutama pada ingatan jangka pendek dan tidak terlalu kompleks. Stress dapat menyebabkan peningkatan glukosa yang menuju otak, yang memberikan energi lebih pada neuron. Hal ini, sebaliknya, meningkatkan pembentukan dan pengembalian ingatan. Di sisi lain, jika stress terjadi secara terus-menerus, dapat menghambat pengiriman glukosa dan mengganggu ingatan

Askep Ureterolithiasis

PROSES KEPERAWATAN
A. Pengertian
Urolithiasis adalah terdapatnya batu di saluran urinary (traktus urinarius). Neprolithiasis : batu yang terbentuk di paremkim ginjal. Ureterolithiasis: terbentuknya batu di ureter. Batu yang terbentuk dapat ditemukan disetiap bagian ginjal sampai ke kandung kemih dan uretra dan ukurannya sangat bervariasi dari deposit granuler yang kecil yang disebut pasir atau kerikil, sampai batu sebesar kandung kemih yang berwarna oranye. Perbedaan letak batu akan berpengaruh pada keluhan penderita dan tanda/gejala yang menyertainya.





B. Etiologi
Batu terbentuk di traktus urinarius ketika konsertrasi substansi tertentu seperti Ca oksalat,kalsium fosfat, dan asam urat meningkat. Batu juga dapat terbentuk ketika terdapat defisiensi substansi tertentu, seperti sitrat yang secara normal pencegah kristalisasi dalam urin. Kondisi lain yang mempengaruhi laju pembentukan batu mencakup PH urine dan status cairan pasien.
Faktor tertentu yang dapat mempengaruhi pembentukan batu, mencakup infeksi, satus urine, periode imobilitas (drainage batu yang lambat dan perubahan metabolisme kalsium).
Selain itu ada beberapa teori yang ,membahas tentang proses pembentukan batu yaitu:
a. Teori inti (nucleus): kristal dan benda asing merupakan tempat pengendapan kristal pada urine yang sudah mengalami supersaturasi.
b. Teori matriks: matriks organik yang berasal dari serum dan protein urine memberikan kemungkinan pengendapan kristal.
c. Teori inhibitor kristalisasi: beberapa substansi dalam urine menghambat terjadinya kristalisasi, konsentrasi yang rendah atau absennya substansi ini memungkinkan terjadinya kristalisasi.
Pembentukan batu membutuhkan supersaturasi dimana supersaturasi ini tergantung dari PH urine, kekuatan ion, konsentrasi cairan dan pembentukan kompleks.
Batu kalsium dapat diakibatkan oleh:
- Hiperkalsiuria abortif: gangguan metabolisme yang menyebabkan terjadinya absorbsi khusus yang berlebihan juga pengaruh vitamin D dan hiperparatiroid.
- Hiperkal siuria renalis: kebocoran pada ginjal
- Batu oksalat dapat disebabkan oleh:
- Primer autosomal resesif
- Ingesti-inhalasi: Vitamin C, ethylenglicol, methoxyflurane, anestesi.
- Hiperoksaloria: inflamasi saluran cerna, reseksi usus halus, by pass jejenoikal, sindrom malabsorbsi
- Batu asam urat disebabkan oleh:
- Makanan yang banyak mengandung purin
- Pemberian sitostatik pada pengobatan neoplasma
- Dehidrasi kronis
- Obat: tiazid, lazik, salisilat
Batu sturvit biasanya mengacu pada riwayat infeksi, terbentuk pada urin yang kaya ammonia alkali persisten akibat UTI kronik. Batu sistin terjadi terutama pada beberapa pasien yang mengalami defek absorbsi sistin.
Namun demikian pada banyak paisen mungkin tidak ditemukan penyebabnya. Batu di saluran kemih juga dapat terjadi pada penyakit inflamasi usus dan pengobatan dengan antasida, diamox, laksatif, aspirin.
C. Patofisiologi
Komposisi batu saluran kemih yang dapat ditemukan adalah dari jenis urat, asam urat, oksalat, fosfat, sistin, dan xantin. Batu oksalat kalsium kebanyakan merupakan batu idiopatik. Batu campuran oksalat kalsium dan fosfat biasanya juga idiopatik; di antaranya berkaitan dengan sindrom alkali atau kelebihan vitamin D. Batu fosfat dan kalsium (hidroksiapatit) kadang disebabkan hiperkalsiuria (tanpa hiperkalsemia). Batu fosfat amonium magnesium didapatkan pada infeksi kronik yang disebabkan bakteria yang menghasilkan urease sehingga urin menjadi alkali karena pemecahan ureum. Batu asam urin disebabkan hiperuremia pada artritis urika. Batu urat pada anak terbentuk karena pH urin rendah.
Pada kebanyakan penderita batu kemih tidak ditemukan penyebab yang jelas. Faktor predisposisi berupa stasis, infeksi, dan benda asing. Infeksi, stasis, dan litiasis merupakan faktor yang saling memperkuat sehingga terbentuk lingkaran setan atau sirkulus visiosus.
Jaringan abnormal atau mati seperti pada nekrosis papila di ginjal dan benda asing mudah menjadi nidus dan inti batu. Demikian pula telor sistosoma kadang berupa nidus batu
D. Manifestasi klinis
Manifestasi klinis adanya batu dalam saluran kemih bergantung pada adanya obstruksi, infeksi dan edema. Ketika batu menghambat aliran urin, terjadi obstruksi, menyebabkan peningkatan tekanan hidrostatik dan distensi piala ginjal serta ureter proksimal. Infeksi (peilonefritis & cystitis yang disertai menggigil, demam dan disuria) dapat terjadi dari iritasi batu yang terus menerus. Beberapa batu, jika ada, menyebabkan sedikit gejala namun secara fungsional perlahan-lahan merusak unit fungsional ginjal dan nyeri luar biasa dan tak nyaman.
Batu di piala ginjal mungkin berkaitan dengan sakit yang dalam dan terus menerus di CVA (costa vertebral angle). Hematuria dan piuria jarang. Nyeri yang berasal dari area renal menyebar secara anterior dan pada wanita kebawah mendekati kandung kemih, sedang pada pria mendekati testis. Bila nyeri mendadak menjadi akut, disertai nyeri tekan di seluruh area kostovertebral dan muncul mual dan muntah, maka pasien sedang mengalami kolik renal. Diare dan ketidaknyamanan abdominal dapat terjadi.
Batu yang terjebak di ureter, menyebabkan gelombang nyeri yang luar biasa. Pasien sering merasa ingin berkemih, namun hanya sedikit yang keluar dan biasanya mengandung darah akibat aksi abrasif batu. Umumnya batu diameter < 0,5-1 cm keluar spontan.
Batu ureter dapat pula tetap tinggal di ureter hanya ditemukan nyeri tekan. Nyeri letak atau tak ditemukan nyeri sama sekali dan tetep tinggal di ureter sambil menyumbat dan menyebabkan hidroureter yang asimtomatik (obstruksi kronik). Tidak jarang terjadi kematian yang didahului oleh kolik. Bila obstruksi berlanjut, maka kelanjutan dari kelainan ini adalah hidronefrosis dengan atau tanpa piolonefritis sehingga menimbulkan gambaran infeksi umum.
Batu yang terjebak di vesika biasanya menyebabkan gejal iritasi dan berhubungan dengan infeksi traktus urinariun dan hematuria. Jika batu menyebabkan onstruksi pada leher kandung kemih, akan terjadi retensi urin. Jika infeksi berhubungan dengan adanya batu maka dapat terjadi sepsis.
Batu uretra biasanya berasal dari batu vesika yang terbawa saluran kemih saat miksi, tetapi tersangkut di tempat yang agak lebar. Gejala yang umum: sewaktu miksi tiba-tiba terhenti, menetes, nyeri. Penyulitnya adalah vesikal, abses, fistel proksimal dan uremia, karena obstruksi urine.

E. Evaluasi diagnistik
Selain pemeriksaan melalui anamnesis dan jasmani untuk menegakkan diagnosis,perlu ditunjang dengan pemeriksaan radiologik, laboratorium dan pemeriksaan penunjang lain untuk menentukan kemungkinan adanya obstruksi jalan kemih, infeksi dan gangguan faal ginjal
a. Pemeriksaan radiologik
- Foto polos: untuk mengetahui letak batu terutama yang radiopak
- Foto pielografi intravena: memperjelas batu radiolusen efek
- Pielografi retrograd, dilakukan bila ginjal yang obstruksi mengandung batu tak berfungsi sehingga kontras tak muncul.
b. Renogram: Untuk menentukan faal ginjal/faal setiap ginjal secara terpisah pada batu ginjal bilateral atau obstruksi ureter bilateral.
c. USG ginjal: untuk mengetahui hidronefrosis
d. Pemeriksaan air kemih
- Mikroskopik-endapan
- Biakan
- Sensitifitas kuman
e. Faal ginjal:
- Ureum
- Creatinin
- elektrolit
f. Analisis batu
• Pemeriksaan kelainan metabolik
g. Pielografi intravena (IVP) memperlihatkan gambaran menyeluruh dari ginjal, ureter dan vesika urinaria. Indikasi pielografi intravena adalah:
• Untuk menilai ukuran dan bentuk ginjal
• Untuk mengetahui adanya infeksi traktus urinarius yang berulang
• Untuk mendeteksi dan nelokalisasi batu
• Untuk mengevaluasi dugaan obstruksi traktus urinarius
• Untuk mengevaluasi penyebab hematuria.

F. Penyulit/komplikasi
o Obstruksi
o Infeksi sekunder
o Iritasi yang berkepanjangan → keganasan
Akibat obstruksi di ginjal dan ureter dapat terjadi hidronefritis dan kemudian berlanjut dengan atau tanpa pionefrosis yang berakhir dengan kegagalan faal ginjal yang terkena. Bila pada kedua ginjal terkena maka akan timbul uremia karena gagal ginjal.





F. Penanggulangan/penatalaksanaan
Penatalaksanaan batu saluran kemih harus tuntas, sehingga bukan hanya mengeluarkan batu saja, tetapi harus disertai dengan penyembuhan penyakit batu atau paling sedikit disertai dengan terapi pencegahan.
Indikasi pengeluaran batu saluran kemih:
• Obstruksi jalan kemih
• Infeksi
• Nyeri menetap/berulang
• Batu yang kemungkinan menyebabkan infeksi dan obstruksi
• Batu metabolok yang tumbuh cepat.
Penanganannya berupa terapi medik dan simptomatik atau dengan bahan pelarut. Dapat pula dengan pembedahan atau pembedahan yang kurang invatif (misal: nefrostomi perkutan) atau tanpa pembedahan (misal: eswl/litotripsi gelombang kejut ekstrakorporeal →menghancurkan batu di kaliks ginjal)
• Terapi medik/simptimatik:
 diberikan obat untuk melarutkan batu
 obat anti nyeri
 pemberian diuretik untuk mendorong keluarnya batu
• Pelarutan: batu yang dapat dilarutkan adalah batu asam urat, dilarutkan dengan pelarut solutin G
• Litotripsi
• Pembedahan:
Pengangkatan batu ginjal secara bedah merupakan mode utama. Namun demikian saat ini bedah dilakukan hanya pada 1-2% pasien. Intervensi bedah diindikasikan jika batu tersebut tidak berespon terhadap bentuk penanganan lain. Ini juga dilakukan untuk mengoreksi setiap abnormalitas anatomik dalam ginjal untuk memperbaiki drainase urin.
Jenis pembedahan yang dilakukan antara lain:
o Pielolititomi: jika batu berada di piala ginjal
o Nefrotomi: bila batu terletak di dalam ginjal atau nefrektomi
o Ureterolitotomi: bila batu berada dalam ureter
o Sistolitotomi: jika batu berada di kandung kemih





KONSEP KEPERAWATAN
A. Pengkajian
a. Aktivitas / istirahat
Gejala : pekerjaan monoton, pekerjaan di mana klien terpajan pada lingkungan bersuhu tinggi, keterbatasan aktivitas / mobilitas sehubungan kondisi sebelumnya.
b. Sirkulasi
Tanda : peningkatan TD / nadi, (nyeri, obstruksi oleh kalkulus) kulit hangat dan kemerahan, pucat.
c. Eliminasi
Gejala : riwayat adanya ISK kronis, penurunan haluaran urine, distensi vesica urinaria, rasa terbakar, dorongan berkemih, diare.
Tanda : oliguria, hematuria, piuruia, perubahan pola berkemih
d. Makanan / cairan
Gejala : mual / muntah, nyeri tekan abdomen, diet tinggi purin, kalsium oksalat / fosfat, ketidakcukupan intake cairan
Tanda : Distensi abdominal, penurunan / tidak ada bising usus , muntah
e. Nyeri / kenyamanan
Gejala : episode akut nyeri berat, lokasi tergantung pada lokasi batu, nyeri dapat digambarkan sebagai akut, hebat, tidak hilang dengan perubahan posisi atau tindakan lain
Tanda : melindungi, prilaku distraksi, nyeri tekan pada area abdomen
f. Keamanan
Gejala : pengguna alkohol, demam, menggigil
g. Penyuluhan dan Pembelajaran
Gejala : riwayat kalkulus dalam keluarga, penyakit ginjal, ISK, paratiroidisme, hipertensi, pengguna antibiotik, antihipertensi, natrium bikarbonat, allopurinol, fosfat, tiazid, pemasukan berlebihan kalsium dan vitamin
h. Pemeriksaan diagnostik
Urinalisis, urine 24 jam, kultur urine, survey biokimia, foto Rontgen, IVP, sistoureteroskopi, scan CT, USG

Dampak KDM





















B. Diagnosa Keperawatan
Dari data-data yang didapatkan pada pengkajian, disusunlah diagnosa keperawatan. Adapun diagnosa keperawatan yang umum timbul pada batu saluran kemih adalah
a) Nyeri (akut), berhubungan dengan trauma jaringan
b) Perubahan pola eliminasi berkemih (polakisuria) berhubungan dengan obstruksi mekanik
c) Resiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan berhubungan dengan diuresis pasca obstruksi
d) Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) tentang kondisi, prognosis, dan kebutuhan pengobatan berhubungan dengan kurang terpajan / mengingat, salah interpretasi informasi, tidak mengenal sumber informasi

C. Intervensi Keperawatan
Dari diagnosa yang telah disusun berdasarkan data dari pengkajian, maka langkah selanjutnya adalah menyusun intervensi.
a. Nyeri (akut), berhubungan dengan trauma jaringan
Tujuan : Nyeri hilang atau terkontrol.
Intervensi :
1) Catat lokasi nyeri, lamanya intensitas, dan penyebaran
Rasional : membantu mengevaluasi tempat obstruksi dan pergerakan kalkulus
2) Jelaskan penyebab nyeri
Rasional : memberi kesempatan untuk pemberian analgetik dan membantu meningkatkan koping klien
3) Lakukan tindakan nyaman
Rasional : meningkatkan relaksasi, menurunkan tegangan otot, dan meningkatkan koping.
4) Bantu dengan ambulasi sesuai indikasi
Rasional : mencegah stasis urine
5) Kolaborasi : pemberian obat sesuai indikasi
Rasional : mengurangi keluhan

b. Perubahan pola eliminasi berkemih (polakisuria) berhubungan dengan obstruksi mekanik
Tujuan : Mempertahankan fungsi ginjal adekuat
Intervensi :
1) Awasi pemasukan dan pengeluaran dan karakteristik urine
Rasional : memberikan informasi tentang fungsi ginjal dan adanya komplikasi
2) Tetapkan pola berkemih normal klien dan perhatikan variasi
Rasional : kalkulus dapat menyebabkan eksibilitas saraf, sehingga menyebabkan sensasi kebutuhan berkemih segera.
3) Dorong peningkatan intake cairan
Rasional : peningkatan hidrasi membilas bakteri, darah, dan dapat membantu lewatnya batu
4) Periksan semua urine, catat adanya batu
Rasional : penemuan batu memungkinkan identifikasi tipe dan jenis batu untuk pilihan terapi.
5) Selidiki keluhan kandung kemih penuh
Rasional : Retensi urine dapat terjadi, menyebabkan distensi jaringan
6) Kolaborasi : awasi pemeriksaan laboratorium
Rasional : hal ini mengindikasikan fungsi ginjal

c. Resiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan berhubungan dengan diuresis pasca obstruksi
Tujuan : Mencegah komplikasi
Intervensi :
1) Awasi pemasukan dan pengeluaran
Rasional : membandingkan keluaran aktual dan yang diantisipasi membantu dalam evaluasi adanya kerusakan ginjal
2) Tingkatkan pemasukan cairan sampai 3-4 liter / hari dalam toleransi jantung
Rasional : mempertahankan keseimbangan cairan untuk homeostasis tindakan “mencuci” yang dapat membilas batu keluar.
3) Observasi tanda-tanda vital
Rasional : indikasi hidrasi / volume sirkulasi dan kebutuhan intervensi
4) Kolaborasi : awasi Hb. / Ht., elektrolit
Rasional : mengkaji hidrasi dan keefektifan / kebutuhan intervensi
d. Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) tentang kondisi, prognosis, dan kebutuhan pengobatan berhubungan dengan kurang terpajan / mengingat, salah interpretasi informasi, tidak mengenal sumber informasi
Tujuan : Memberikan informasi tentang proses penyakitnya / prognosis dan kebutuhan pengobatan
Intervensi :
1) Kaji ulang proses penyakit
Rasional : memberikan pengetahuan dasar di mana klien dapat membuat pilihan berdasarkan informasi
2) Tekankan pentingnya peningkatan masukan cairan
Rasional : pembilasan sistem ginjal menurunkan kesempatan pembentukan batu3)
3) Kaji ulang program diet
Rasional : diet tergantung tipe batu
D. Evaluasi
Evaluasi dilakukan untuk menilai tingkat keberhasilan pelayanan asuhan keperawatan yang telah dilakukan. Dalam tahap ini, akan terlihat apakah tujuan yang telah disusun tercapai atau tidak.
Pada penderita dengan ureterolithiasis, hasil evaluasi yang diharapkan meliputi :
1) Nyeri hilang / terkontrol
2) Keseimbangan cairan dan elektrolit dipertahankan
3) Komplikasi dicegah / minimal
4) Proses penyakit / prognosis dan program terapi dipahami

Sabtu, 06 November 2010

FORMAT PENGKAJIAN PRAKTEK BELAJAR KLINIK KEBUTUHAN DASAR/MEDICAL SURGICAL

I. DATA DEMOGRAFI
A. Biodata
- Nama ( nama lengkap, nama panggilan ) :
- Usia / tanggal lahir :
- Jenis kelamin :
- Alamat ( lengkap dengan no.telp ) :
- Suku / bangsa :
- Status pernikahan :
- Agama / keyakinan :
- Pekerjaan / sumber penghasilan :
- Diagnosa medik :
- No. medical record :
- Tanggal masuk :
- Tanggal pengkajian :
- Therapy medik :

B. Penanggung jawab
- Nama :
- Usia :
- Jenis kelamin :
- Pekerjaan / sumber penghasilan :
- Hubungan dengan klien :

II. KELUHAN UTAMA
Keluhan klien sehingga dia membutuhkan perawatan medik, jika klien tidak mempunyai keluhan utama, lakukan pemeriksaan fisik untuk mengetahui penyebab sakitnya :

III. RIWAYAT KESEHATAN
A. Riwayat kesehatan sekarang
- Waktu timbulnya penyakit, kapan? Jam? :
- Bagaimana awal munculnya ?tiba-tiba?berangsur-angsur? :
- Keadaan penyakit, apakah sudah membaik, parah atau tetap
sama dengan sebelumnya :
- Usaha yang dilakukan untuk mengurangi keluhan :
- Kondisi saat dikaji  P Q R S T :

B. Riwayat kesehatan lalu
- Penyakit pada masa anak-anak dan penyakit infeksi yang pernah dialami :
- Imunisasi :
- Kecelakaan yangpernah dialami :
- Prosedur operasi dan perawatan rumah sakit :
- Allergi ( makanan,obat-obatan, zat/substansi,textil ) :
- Pengobatan dini (konsumsi obat-obatan bebas) :



C. Riwayat kesehatan keluarga
- Identifikasi berbagai penyakit keturunan yang umumnya menyerang :
- Anggota keluarga yang terkena alergi, asma, TBC, hipertensi, penyakit jantung, stroke, anemia, hemopilia, arthritis, migrain, DM, kanker dan gangguan emosional :
- Buat bagan dengan genogram :

IV. RIWAYAT PSIKOSOSIAL
- Identifikasi klien tentang kehidupan sosialnya :
- Identifikasi hubungan klien dengan yang lain dan kepuasan diri sendiri :
- Kaji lingkungan rumah klien, hubungkan dengan kondisi RS :
- Tanggapan klien tentang beban biaya RS :
- Tanggapan klien tentang penyakitnya :

V. RIWAYAT SPIRITUAL
- Kaji ketaatan klien beribadah dan menjalankan kepercayaannya :
- Support system dalam keluarga :
- Ritual yang biasa dijalankan :

VI. PEMERIKSAAN FISIK
A. Keadaan umum klien
- Tanda-tanda dari distress :
- Penampilan dihubungkan dengan usia :
- Ekspresi wajah, bicara, mood :
- Berpakaian dan kebersihan umum :
- Tinggi badan, BB, gaya berjalan :

B. Tanda-tanda vital
- Suhu :
- Nadi :
- Pernafasan :
- Tekanan darah :

C. Sistem pernafasan
- Hidung : kesimetrisan, pernafasan cuping hidung, adanya sekret/polip,passase udara :
- Leher : Pembesaran kelenjar, tumor
- Dada
• Bentuk dada (normal,barrel,pigeon chest) :
• Perbandingan ukuran anterior-posterior dengan transversi :
• Gerakan dada (kiri dan kanan, apakah ada retraksi) :
• Keadaan proxsesus xipoideus :
• Suara nafas (trakhea, bronchial, bronchovesikular) :
• Apakah ada suara nafas tambahan ? :
- Apakah ada clubbing finger :

D. Sistem kardiovaskuler
- Conjunctiva (anemia/tidak), bibir (pucat, cyanosis) :
- Arteri carotis :
- Tekanan vena jugularis :
- Ukuran jantung :
- Ictus cordis/apex :
- Suara jantung (mitral,tricuspidalis,S1,S2,bising aorta,murmur,gallop) :
- Capillary retilling time :



E. Sistem perncernaan
- Sklera (ikterus/tidak) :
- Bibir (lembab, kering, pecah-pecah, labio skizis) :
- Mulut (stomatitis, apakah ada palatoskizis, jumlah gigi, kemampuan menelan,
gerakan lidah ) :
- Gaster (kembung, gerakan peristaltik ) :
- Abdomen (periksa sesuai dengan organ dalam tiap kuadran) :
- Anus (kondisi, spinkter ani, koordinasi) :

F. Sistem indra
1. Mata
- Kelopak mata, bulu mata, alis, lipatan epikantus dengan ujung atas
telinga :
- Visus (gunakan snellen card) :
- Lapang pandang :
2. Hidung
- Penciuman, perih dihidung, trauma, mimisan :
- Sekret yang menghalangi penciuman :
3. Telinga
- Keadan daun telinga, operasi telinga :
- Kanal auditoris :
- Membrana tympani :
- Fungsi pendengaran :

G. Sistem saraf
1. Fungsi cerebral
a. Status mental (orientasi, daya ingat, perhatian dan perhitungan, bahasa) :
b. Kesadaran (eyes, motorik, verbal) dengan GCS :
c. Bicara (ekspresive dan resiptive )
2. Fungsi kranial (saraf kranial I s/d XII) :
3. Fungsi motorik (massa, tonus dari kekuatan otot) :
4. Fungsi sensorik (suhu, nyeri, getaran posisi dan diskriminasi ) :
5. Fungsi cerebellum (koordinasi dan keseimbangan) :
6. Refleks (ekstremitas atas, bawah dan superficial) :
7. Iritasi meningen (kaku kuduk, lasaque sign, kernig sign, brudzinski sign) :

H. Sistem muskuloskeletal
1. Kepala ( bentuk kepala ) :
2. Vertebrae (bentuk, gerakan, ROM ) :
3. Pelvis (Thomas test, trendelenberg test, ortolani/barlow test, ROM) :
4. Lutut (Mc Murray Test, Ballotement, ROM) :
5. Kaki (keutuhan ligamen, ROM) :
6. Bahu :
7. Tangan :

I. Sistem integumen
- Rambut ( distribusi ditiap bagian tubuh, texture, kelembaban, kebersihan ) :
- Kulit (perubahan warna, temperatur, kelembaban,bulu kulit, erupsi, tahi lalat, ruam,
texture ) :
- Kuku ( warna, permukaan kuku, mudah patah, kebersihan ) :

J. Sistem endokrin
- Kelenjar tiroid :
- Percepatan pertumbuhan :
- Gejala kreatinisme atau gigantisme :
- Ekskresi urine berlebihan , polydipsi, poliphagi :
- Suhu tubuh yang tidak seimbang , keringat berlebihan, leher kaku ) :
- Riwayat bekas air seni dikelilingi semut :

K. Sistem perkemihan
- Edema palpebra :
- Moon face :
- Edema anasarka :
- Keadaan kandung kemih :
- Nocturia, dysuria, kencing batu :
- Penyakit hubungan sexual :

L. Sistem reproduksi
1. Wanita
- Payudara (putting, areola mammae, besar, perbandingan kiri dan kanan) :
- Labia mayora dan minora :
- Keadaan hymen :
- Haid pertama :
- Siklus haid :
2. Laki-laki
- Keadaan gland penis (urethra) :
- Testis (sudah turun/belum) :
- Pertumbuhan rambut (kumis, janggut, ketiak) :
- Pertumbuhan jakun :
- Perubahan suara :

M. Sistem immun
- Allergi ( cuaca, debu, bulu binatang, zat kimia ) :
- Immunisasi :
- Penyakit yang berhubungan dengan perubahan cuaca :
- Riwayat transfusi dan reaksinya :

VII. AKTIVITAS SEHARI-HARI
A. Nutrisi
- Selera makan :
- Menu makan dalam 24 jam :
- Frekuensi makan dalam 24 jam :
- Makanan yang disukai dan makanan pantangan :
- Pembatasan pola makanan :
- Cara makan ( bersama keluarga, alat makan yang digunakan ) :
- Ritual sebelum makan :

B. Cairan
- Jenis minuman yang dikonsumsi dalam 24 jam :
- Frekuensi minum :
- Kebutuhan cairan dalam 24 jam :

C. Eliminasi ( BAB & BAK )
- Tempat pembuangan :
- Frekuensi ? Kapan ? Teratur ? :
- Konsistensi :
- Kesulitan dan cara menanganinya :
- Obat-obat untuk memperlancar BAB/BAK :

D. Istirahat Tidur
- Apakah cepat tertidur :
- Jam tidur (siang/malam) :
- Bila tidak dapat tidur apa yang dilakukan :
- Apakah tidur secara rutin :

E. Olahraga
- Program olahraga tertentu :
- Berapa lama melakukan dan jenisnya :
- Perasaan setelah melakukan olahraga :

F. Rokok / alkohol dan obat-obatan
- Apakah merokok ? jenis ? berapa banyak ? kapan mulai merokok ?
- Apakah minum minuman keras ? berapa minum /hari/minggu ? jenis minuman ? apakah banyak minum ketika stress ? apakah minuman keras mengganggu prestasi kerja ? :
- Kecanduan kopi, alkohol, tea atau minuman ringan ? berapa banyak /hari ? :
- Apakah mengkonsumsi obat dari dokter (marihuana, pil tidur, obat bius) :

G. Personal hygiene
- Mandi (frekuensi, cara, alat mandi, kesulitan, mandiri/dibantu) :
- Cuci rambut :
- Gunting kuku :
- Gosok gigi :

H. Aktivitas / mobilitas fisik
- Kegiatan sehari-hari :
- Pengaturan jadwal harian :
- Penggunaan alat bantu untuk aktivitas :
- Kesulitan pergerakan tubuh :

I. Rekreasi
- Bagaimana perasaan anda saat bekerja ? :
- Berapa banyak waktu luang ? :
- Apakah puas setelah rekreasi ? :
- Apakah anda dan keluarga menghabiskan waktu senggang ? :
- Bagaimana perbedaan hari libur dan hari kerja ? :

VIII. TEST DIAGNOSTIK
- Laboratorium (tulis nilai normalnya) :
- Ro foto :
- CT Scan :
- MRI, USG, EEG, ECG, dll.

IX. Therapy saat ini (tulis dengan rinci)












DATA FOKUS
( CP.1 A )

NAMA PASIEN : …………………………. NAMA MAHASISWA : ……………….
NO.REKAM MEDIK : …………………………. N I M : ……………….
RUANG RAWAT : ………………………….


DATA OBJEKTIF
DATA SUBJEKTIF





























ANALISA DATA
( CP.1 B )

NAMA PASIEN : …………………………. NAMA MAHASISWA : ……………….
NO.REKAM MEDIK : …………………………. N I M : ……………….
RUANG RAWAT : ………………………….

NO
DATA
MASALAH ETIOLOGI


































DIAGNOSA KEPERAWATAN
( CP.2 )

NAMA PASIEN : …………………………. NAMA MAHASISWA : ……………….
NO.REKAM MEDIK : …………………………. N I M : ……………….
RUANG RAWAT : ………………………….

NO MASALAH/DIAGNOSA TGL.DITEMUKAN
TGL.TERATASI






























RENCANA KEPERAWATAN
( CP.3 )

NAMA PASIEN : …………………………. NAMA MAHASISWA : ……………….
NO.REKAM MEDIK : …………………………. N I M : ……………….
DIAGNOSA MEDIK : ………………………….

TGL NDX. DAN DATA PENUNJANG TUJUAN RENCANA TINDAKAN RASIONAL
































CATATAN TINDAKAN
( CP.4 )

NAMA PASIEN : …………………………. NAMA MAHASISWA : ……………….
NO.REKAM MEDIK : …………………………. N I M : ……………….
RUANG RAWAT : ………………………….

TGL KODE NDx JAM TINDAKAN KEPERAWATAN DAN HASIL


CATATAN PERKEMBANGAN
( CP.5 )

NAMA PASIEN : …………………………. NAMA MAHASISWA : ……………….
NO.REKAM MEDIK : …………………………. N I M : ……………….
RUANG RAWAT : ………………………….

TGL KODE NDx J A M
EVALUASI / SOAP






















RESUME KEPERAWATAN
( CP.6 )


N A M A : NO. REKAM MEDIK :
U M U R : RUANG RAWAT :
J.KELAMIN : TGL. MASUK RS :
A G A M A : TGL. KELUAR RS :
ALAMAT :


1. Masalah keperawatan pada saat pasien dirawat :







2. Tindakan keperawatan selama dirawat :






3. E v a l u a s I :






4. Nasehat pada waktu pasien pulang :





NAMA MHS : ……………………………… (…………………………)



Kerusakan integritas kulit sehubungan dengan adanya luka invasif
Gangguan rasa nyaman, abdomen tegang sehubungan dengan adanya rasa nyeri di abdomen.
Potensial terjadinya infeksi sehubungan dengan adanya sayatan / luka operasi laparatomi.
Potensial kekurangan caiaran sehubungan dengan adanya demam, pemasukkan sedikit dan pengeluaran cairan yang banyak.
N IM : ………………………………

Pidato English ... about Nursing

Assalamu alaikum wr.wb And Good afternoon
First of all, let’s thank to Allah SWT, the Almighty who has been giving us His mercy and blessings till we can attend this event without any obstacle in this good place and time.
Secondly, May Sholawat and Salam always be with our Prophet Muhammad Pease be Upon Him, who has guided us from the darkness to the lightness in the world as well as in the next world.
Ladiest and gentlaman
We know together that, Nursing is a professional service which forms an integral part of health care. Based on nursing science and art devoted to the individual, family groups, and communities, whether healthy or sick cover of human life
A professional nurse would have empathy for the feelings of others. Nurses must always understand the situation that happened to someone else and try as much as possible to understand the lives and experiences of others. Professional care givers will be able to make changes in themselves and especially to others, especially when all maintenance actions, based on the code of ethics and the teachings of Islam.
Ladies and gentleman
we must know, Without a code of ethics and moral basis, the treatment can easily be eroded in the healing environment and did not see someone in the context of values and a certain life. There are some codes for professional nurses who all reflect such as, autonomy (self-determination by the client), generosity with good acting, avoidance for harm, justice is meant to treat all fairly, and loyalty hold the promise of confidentiality and not distribute the client as a tribute to the client.
All this was closely related to the teachings of Islam who always ordered every man to live a mutual respect and helping others in a state in need of help.
The are proveb say that "Please help you in virtue, do not you please help in crime"
and Allah SWT say that al maidah sura "Whoever saves one life, it was as if he had saved mankind entirely"
Ladies and gentleman
Islamic health care system can be created if the following factors supported:
1. A certain character and behave Islamic
2. Friendly because smile part of the faith
3. Have properties that meet the four moral concepts in Islam such as :
Farirnest, accountabilitas, transparency (honesty), and the last concistent (istiqamah)
4. Can withstand desires
5. Help based on habluminannas and habluminnAllah.
6. Treat patients who have Baligh same-sex in meaning male with male, female with females, except for children who are not yet understood
Based on that stated in the Qur'an
An-nur letter paragraphs 30-31:
Verse 30: "Say to the man faith" they should to keep their eyes and take care the genitals, which make more purity for them, actually Allah knew what they had done. "
Ladiest and gentlaman
From explanation above, we can gets conclusion that a code of ethics very important for being Islamic nursing. Without a code of ethics and moral basis, the treatment can easily be eroded in the healing environment and don’t forget always pray to the Allah SWT. Because without his blessing we can not helping each others.
Forgive me if I have mistake in my speech. Because no body is perfect. Thanks for attention. And goog afternoon.. ASS

Askep Pada Pasien CaRongga Mulut

KONSEP MEDIS
A. DEFENISI
Ca rongga mulut adalah tumor ganas dalam rongga mulut yang tumbuh secara cepat dan menginvasi jaringan sekitar, berkembang sampai daerah endontel, dan dapat bermetastasis ke bagian tubuh yang lain dan sering asimtomatik pada tahap awal.
Kira-kira kanker rongga mulut merupakan 5% dari semua keganasan yang terjadi pada kaum pria dan 2% pada kaum wanita (Lynch,1994). Telah dilaporkan bahwa kanker rongga mulut merupakan kanker utama di India khususnya di Kerala dimana insiden rata-rata dilaporkan paling tinggi, sekitar 20% dari seluruh kanker (Balaram dan Meenattoor,1996).
Walaupun ada perkembangan dalam mendiagnosa dan terapi, keabnormalan dan kematian yang diakibatkan kanker mulut masih tinggi dan sudah lama merupakan masalah didunia. Beberapa alasan yang dikemukakan untuk ini adalah terutama karena kurangnya deteksi dini dan identifikasi pada kelompok resiko tinggi, serta kegagalan untuk mengontrol lesi primer dan metastase nodus limfe servikal (Lynch,1994; Balaram dan Meenattoor,1996).
hampir semua penderita kanker rongga mulut ditemukan dalam stadium yang sudah lanjut, yang biasanya sudah terdapat selama berbulan-bulan atau bahkan lebih lama (Lynch,1994). Akibatnya prognosa dari kanker rongga mulut relatif buruk, suatu kenyataan yang menyedihkan dimana seringkali prognosa ini diakibatkan oleh diagnosa dan perawatan yang terlambat


B. ANATOMI DAN FISIOLOGI MULUT



1. Mulut (oris)
Mulut merupakan jalan masuk menuju system pencernaan dan berisis organ aksesori yang bersifat dalam proses awal pencernaan.
Secara umum terdiri dari 2 bagian yaitu :
a. Bagian luar (vestibula) yaitu ruang diantara gusi, gigi, bibir dan pipi
b. Bagian rongga mulut ( bagian ) dalam yaitu rongga yang dibatasi sisinya oleh tulang maksilaaris, palatum dan mandibularis di sebelah belakang bersambung dengan faring.
2. Rongga mulut
a. Gigi
Bagian gigi terdapat gigi (anterior) tugasnya memotong yang sangat kuat dan gigi osterior tugasnya menggiling. Pada umumnya otot-otot pengunyah di persarafi oleh cabang motorik dari saraf cranial ke 5. Dan proses mengunyah di control oleh nucleus dalam batang otak.
Perangsangan formasio retikularis dekat pusat batang otak untuk pengecapan dapat menimbulakan pergerakan mengunyah secara ritmis dan kontinu
Mengunyah makanan bersifat penting untuk pencernaan semua makanan, terutama untuk sebagian besar buah dan syur-sayuran mentah karena zat ini mempunyai membrane selulosa yang tidak dapat dicerna diantara bagian-bagian zat nutrisi yang harus di uraikan sebelum dapat digunakan
b. Lidah
Indera pengecap terdiri dari kurang lebih 50 sel-sel epitel bebrapa diantaranya disebut sel sustentakular dan yang lainnya di sebut sel pengecap. Lidah berfungsi untuk menggerakan makan saat dikunyah atau ditelan. Lidah terdiri dari otot serat lintang dan dilapisi selaput lendir. Dibagian pangkal lidah terdapat epiglottis berfungsi untuk menutup jalan nafas pada waktu menelan supaya makanan tidak masuk kejalan nafas. Kerja otot dapat di gerakkan 3 bagian, yaitu radiks lingua = pangkal lidah, dorsum lingua = punggung lidah, apek lingua = ujung lidah.
3. Kelenjar ludah
Yaitu kelenjar yang memiliki duktus yaitu duktus duktus wartoni dan duktus stensoni. Kelenjar ii mensekresikan saliva jedalan rongga oral di hasilkan di dalam rongga mulut dipersarafi oleh saraf tak sadar
a. Kelenjar parotis, letaknya dibawah depan dari telinga diantara proses mastoid kiri dan kanan mandibularis pada duktus stensoni.
b. Kelenjar submaksilaris terletak dibawah fongga mulut bagian belakang, dukts wartoni
c. Kelenjar subliingualis, dibawah selaput lendir, bermuara di dasar raongga mulut.
Fungsi saliva :
• Memudahkan makan utnuk dikunyah oleh gigi dan dibentuk menjado bolus
• Mempertahankan bagian mulut dan lidah agar tetap lembab, sehingga memudahkan lidah bergerak utnuk bericara
• Mengandung ptyalin dan amylase, suatu enzyme yang dapat mengubah zat tepung menjadi maltose polisakarida
• Seperti zat buangan seperti asam urat dan urea serta obat, virus, dan logam, disekresi kedalam saliva
• Sebagai zat anti bakteri dan anti body yang berfungsi untuk memberikan rongga oral dan membantu memelihara kesehatan oral serta mencegah kerusakan gigi.

C. ETIOLOGI
Kanker rongga mulut memiliki penyebab yang multifaktorial dan suatu proses yang terdiri dari beberapa langkah yang melibatkan inisiasi, promosi dan perkembangan tumor :
Secara garis besar, etiologi kanker rongga mulut dapat dikelompokkan atas :
1. Faktor lokal, meliputi kebersihan rongga mulut yang jelek, iritasi kronis dari restorasi, gigi-gigi karies/akar gigi, gigi palsu.
2. Faktor luar, antara lain karsinogen kimia berupa rokok dan cara penggunaannya, tembakau, agen fisik, radiasu ionisasi, virus, sinar matahari, trauma yang kronik.
3. Faktor host, meliputi usia, jenis kelamin, nutrisi imunologi dan genetic.
Kanker mulut biasa juga terjadi karena kekurangan vitamin C, kurangnya penjaggan pada mulut sehingga mulut menjadi kotor.

D. PATOFISIOLOGI
Sel kanker muncul setelah terjadi mutasi-mutasi pada sel normal yang disebabkan oleh zat-zat karsinogenm tadi. zat karsinogen dari asap rokok tersebut memicu terjadinya Karsinogenesis (transformasi sel normal menjadi sel kanker). Karsinogenesisnya terbagi menjadi 3 tahap :
• Tahap pertama merupakan Inisiaasi yatu kontak pertama sel normal dengan zat Karsinogen yang memancing sel normal tersebut menjadi ganas.
• Tahap kedua yaitu Promosi, sel yang terpancing tersebut membentuk klon melalui pembelahan(poliferasi).
• tahap terakhir yaitu Progresi, sel yang telah mengalami poliferasi mendapatkan satu atau lebih karakteristik neoplasma ganas.


E. MANEFESTASI KLINIK
Gejala-gejala kanker rongga mulut antara lain adalah munculnya bintik putih atau merah (leukoplakia, eritroplakia, atau eritroleukoplakia) di dalam mulut ataupun pada bibir, luka pada bibir ataupun rongga mulut yang sulit sembuh, perdarahan pada rongga mulut, kehilangan gigi, sulit atau timbulnya rasa sakit pada waktu mengunyah, kesulitan untuk menggunakan geligi tiruan, pengerasan pada leher, serta rasa sakit pada telinga.
Kanker rongga mulut dapat didiagnosis dengan melakukan biopsi. Selanjutnya, dilakukan staging untuk mengetahui jenis terapi apa yang tepat diberikan pada pasien, apakah dengan intervensi bedah, radioterapi, atau kemoterapi. Dengan penulisan artikel ini diharapkan kita dapat mempelajari kembali gejala klinis kanker rongga mulut sehingga dapat dilakukan deteksi dini untuk mencegah penyebaran kanker yang berakhir dengan kematian.

F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Sitologi mulut.
Sitologi mulut merupakan suatu teknik yang sederhana dan efektif untuk mendeteksi dini lesi-lesi mulut yang mencurigakan. Secara defenisi, pemeriksaan sitologi mulut merupakan suatu pemeriksaan mikroskopik gel-gel yang dikerok/dikikis dari permukaan suatu lesi didalam mulut (Coleman dan Nelson,1993). Untuk aplikasi klinisnya, seorang dokter gigi harus memiliki pengetahuan yang cukup mengenai kapan pemeriksaan ini dilakukan dan kapan tidak dilakukan, peralatan yang digunakan, prosedur kerja, data klinis yang disertakan sampai pengirimannya ke bagian Patologi anatomi.
b. Biopsi
Jika hasil pemeriksaan sitologi meragukan, segera lakukan biopsi. Biopsi merupakan pengambilan spesimen baik total maupun sebagian untuk pemeriksaan mikroskopis dan diagnosis. Cara ini merupakan cara yang penting dan dapat dipercaya untuk menegakkan diagnosa defenitif dari lesi-lesi mulut yang dicurigai.
Teknik biopsi memerlukan bagian dari lesi yang mewakili dan tepi jaringan yang normal. Biopsi dapat dilakukan dengan cara insisional atau eksisional. Biopsi insisional dipilih apabila lesi permukaan besar (lebih dari 1 cm) dan biopsi eksisional yaitu insisi secara intoto dilakukan apabila lesi kecil.
G. PENATALAKSANAAN
1. Tindakan Bedah
Terapi umum untuk kanker rongga mulut adalah bedah untuk mengangkat sel-sel kanker hingga jaringan mulut dan leher.
2. Terapi Radiasi
Terapi radiasi atau radioterapi jenis terapi kecil untuk pasien yang tidak di bedah. Terapi dilakukan untuk membunuh sel kanker dan menyusutkan tumor. Terapi juga dilakukan post operasi untuk membunuh sisa-sisa sel kanker yang mungkin tertinggal didaerah tersebut.
3. Kemoterapi
Kemoterapi adalah terapi yang menggunakan obat anti kanker untuk membunuh sel kanker.

KONSEP KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
a. Riwayat kesehatan
Kaji riwayat kesehatan pasien dan tetapkan kebutuhan akan penyuluhan dan pembelajaran serta gejala – gejala yang memerlukan evaluasi medis. Cantumkan pertanyaan yang berhubungan dengan rongga mulut, mis : hygiene gigi dan mulut, lesi atau area teriritasi pada mulut, lidah dan tenggorok, riwayat sakit tenggorok atau sputum mengandung darah yang baru di alami, rasa tak nyaman yang di sebabkan oleh makanan tertentu.
b. Pemeriksaan fisik
Inspeksi dan palpasi struktur internal maupun eksternal dari mulut dan tenggorok, periksa terhadap kelembaban, warna, tekstur, simetri, dan adannya lesi, periksa leher terhadap pembesaran nodus limfe.





B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
• Nyeri berhubungan dengan lesi oral
• Perubahan membaran mukosa oral yang berhubungan dengan kondisi patologis, infeksi, atau trauma kimia atau mekanis
• Perubahan nutrisi, kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidak mampuan mencerna nutrien yang tidak adekuat akibat kondisi oral atau gigi.
• Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan fisik pada penampilan dan pengobatannya
• Takut atau cemas berhubungan dengan penyakit yang di deritanya
• Resiko tinggi kerusakan integritas kulit berhubungan dengan penurunan imunologi, efek radiasi kemoterapi











C. DAMPAK KDM























D. INTERVENSI KEPERAWATAN

1. Diagnosa : nyeri b/d lesi oral
Karakteristik : Mengatakan sakit pada daerah mulut dan/atau sakit pada saat menelan
Hasil pasien : Nyeri berkurang
Kriteria evaluasi : Ekspresi wajah dan tubuh lebih releks masukan oral meningkat
Intervensi Rasional
1. Kaji tingkat nyeri


2. Mempertahankan tirah baring selama fase aktif
3. Beri perawatan orang tiak 2 jam


4. Berikan obat analgetik sesuai anjuran jika perlu 1. Mengetahui tingkat nyeri yang dirasakan dan memudahkan untuk intervensi selanjutnya
2. Meminimalkan stimulasi dan meningkatkan relaksasi
3. Untuk menghilangkan sakit tenggorokan dan mengontrol bernapas
4. Obat analgatik bisa menurunkan persepsi nyeri

2. Diagnosa : Perubahan membaran mukosa oral yang berhubungan dengan
kondisi patologis, infeksi, atau trauma kimia atau mekanis
Karakteristik : Membran mukosa oral klien nampak kering di kulit dengan bibir klien, mulut klien berbau dan selama sakit klien belum pernah gosokgigi
Hasil pasien : terjadi gangguan pada membran mukosa
Kriteria evaluasi : Membran mukosa klien normal, bau mulut klien hilang PH oral klien


Intervensi Rasional
1. Kaji orang mulut tiap hari, perhatikan perubahan pada integritas membran mukosa oral



2. Mulai program hygiene oral : gunakan pencuci mulut dan salin hangat, larutan pelarut dan hidroge peroksida, sikat dengan sikat gigi, benang gigi, pertahankan bibir lembab dengan pelumas bibir 1. Agar mengetahui PH gigi, sehingga resiko terjadinya kerusakan membran mukosa serta penyakit oral yang lainnya dapat dicegah dengan program PH oral dengan benar
2. Agar melancarkan peredaran darah sehingga resiko terjadinya kerusakan membran mukosa serta penyakit oral yang lainnya dapat dicegah dengan program PH oral dengan benar

3. Diagnosa : Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan b/d ketidak mampuan
mencerna nutrien yang tidak adekuat akibat kondisi oral atau gigi.
Karakteristik : Penurunan BB, menolak makanan per oral
Hasil Pasien : Memperlihatkan/mendemonstrasikan masukan nutrisi adekuat
Kriteria evaluasi : BB stabil, masukan makanan oral meningkat.
Intervensi Rasional
1. Pantau
• Berat badan tiap minggu presentase makanan yang dikonsumsi setiap kali makan, jika makanan per oral dimungkinkan
2. Berikan makanan melalui selang NGT sesuai dengan jadwal pemberiannya. Ajarkan kepada pasien cara memberikan makanan sendiri melalui selang



3. Jika dimulai pemberian makanan per oral, berikan makanan yang lembut, mudah dicerna seperti kentang, nasi, dsb. Konsultasi pada ahli diet untuk memilih makanan yang tepat jika masukan oral kurang dari 30%
4. Berikan makanan sedikit tapi sering
5. Berikan obat atau muntah jika perlu
6. Jika peranan per oral sudah mulai diperbolehkan, tunggu pasien selama makan. Telah kembali teknik menelan untuk meminimalkan aspirasi. Izinkan psaien untuk sendiri, ketika pasien sudah mampu makan per oral tanpa batuk

7. Konsultasi dengan dokter jika batuk berlebihan pada sat makan per oral 1. Untuk mengidentifikasi kemajuan-kemajuan atau penyimpangan dari sasaran yang diharapkan



2. Tambahan makanan melalui jalan alternatif diperlukan untuk memberikan nutrisi yang adekuat untuk penyembuhan luka sampai makanan tier oral dapat dimulai. Perawatan diri menumbuhkan kemandirian

3. Untuk mengurangi nyeri pada saat menelan. Ahli diet ialah spesialis nutrisi yang dapat mengevaluasi kebutuhan nutrisi dan bersama merencanakan kebutuhan dan kondisi pasien


4. Untuk merangsang nafsu makan pasien
5. Untuk mengontrol mual dan muntah
6. Kesulitan menelan dan batuk karena makan dan batuk karena per oral dapat mencetuskan ansietas. Pemberian pelayanan kesehatan yang komponen, dapat bertindak cepat ketika terjadi aspirasi, dapat menurunkan pasien berkontraksi sehingga dapat menelan dengan baik
7. Makanan melalui selang NGT perlu dimulai

3. Diagnosa : Gangguan harga diri berhubungan dengan efek samping radiotherapy penampilan fisiknya
Karakteristik : KLien nampak tidak percaya diri sering menarik diri dengan orang lain
Hasil pasien : Gangguan harga diri teratasi
Kriteria evaluasi : KLien tidak menarik diri dan kepercayaan diri klien kembali
Intervensi Rasional
1. Tinjau ulang efek samping yang diantisipasi berkenaan dengan pengobatan tertentu

2. Dorong diskusi tentang/pecahan masalah tentang efek kanker 1. Agar mengetahui efek dari terapi yang dilakukan, sehingga dapat diketahui kemungkinan resiko yang terjadi
2. Dengan memberikan HE kanker diharapkan klien mengerti akan semua proses terapi yang dilakukan dan efeknya akan terjadi sehingga klien merasa lebih kuat dalam menjalani proses penyembuhannya

4. Diagnosa : Gangguan rasa cemas b/d fisik pada penampilan dan
pengobatannya
Karakteristik : Mengungkapkan keluhan khusus, meminta informasi, mengungkapkan kurang mengerti, dan gelisah
Hasil pasien : Ansietas berkurang
Kriteria evaluasi : Mengungkapkan perasaan dan pikirannya secara terbuka, melaporkan berkurangnya ansietas dan takut, mengungkapkan mengerti tentang penyakitnya, secara verbal menyadari terhadap apa yang diinginkan yaitu menyesuaikan diri terhadap perubahan fisiknya.
Intervensi Rasional
1. Izinkan pasien untuk mengetahui keadaan/status penyakitnya




2. Jelaskan metode komunikasi yang dapat digunakan secara baik dan efektif.

3. Berikan kesempatan kepada pasien untuk mengekspresikan keadaannya tentang hasil pemeriksaannya. 1. Pengetahuan tentang apa yang diharapkan dari interaksi membantu menurunkan ansietas dan memungkinkan pasien untuk memikirkan tujuan yang realistik
2. Kemauan berkomunikasi membantu mengembangkan rasa aman penting untuk fungsi andiron.
3. Ekspresi perasaan secara verbal membantu meningkatkan kesadaran akan realitas (kenyataan).

5. Diagnosa : Resiko tinggi kerusakan integritas kulit berhubungan dengan penurunan imunologi, efek radiasi kemoterapi
Karakteristik : Kulit klien nampak kotor, klien tidak pernah mandi selama sakit, badan klien berbau
Hasil pasien : Integritas kulit tetap terjaga
Kriteria evaluasi : Kulit klien nampak bersih dan bau badan klien sudah tidak ada
Intervensi Rasional
1. Kaji kulit dengan sering terhadap efek samping kanker

2. Mandikan dengan menggunakan air hangat dan sabun ringan


3. Anjurkan pasien untuk menghindari krim kulit apapun, bedak, salep apapun kecuali diijinkan dokter
4. Hindarkan pakaian yang ketat pada area tersebut

5. Tinjau ulang efek samping dermatologis yang dicurigai pada kemoterapi 1. Agar PH klien dapat diketahui sehingga dapat diambil tindakan yang akan dilakukan selanjutnya
2. Agar melancarkan peredaran darah (vasodilatasi) penggunaan sabun agar bau badan klien tidak ada
3. Agar terhindar dari iritasi kulit sehingga tidak mengakibatkan infeksi kulit

4. Agar tidak menimbulkan keringat berlebihan sehingga integritas kulit tidak terjadi
5. Sebagai acuan agar kita dapat mengetahui hal-hal yang terjadi dan dapat mengambil keputusan masalah tindakan pengobatan yang selanjutnya



E. Evaluasi
1. Menunjukkan bukti membrane mukosa utuh
a. Bebas dari nyeri dan ketidaknyamanan pada rongga oral
b. Tidak terlihat perubahan pada integritas organ
2. Mencapai dan mempertahankan berat badan yang diinginkan
3. Mempunyai citra diri positif seperti, mampu menerima perubahan yang ada pada dirinya.
4. Mengalami penurunan rasa takut
5. Bebas dari infeksi, tidak demam, menunjukkan nilai-nilai lab yang normal.

Askep Pada Pasien pankreatitis

KONSEP MEDIS
A. DEFENISI
Pankreatitis (inflamasi pankreas) merupakan penyakit yang serius pada pankreas dengan intensitas yang dapat berkisar mulai dari kelainan yang relatif ringan dan sembuh sendiri hingga penyakit yang berjalan dengan cepat dan fatal yang tidak bereaksi terhadap berbagai pengobatan. (Brunner & Suddart, 2001; 1338)
Pankretitis (inflamasi pancreas) merupakan peradangan yang terjadi pada pancreas akibat autodigesti oleh enzim-enzim pancreas yang keluar dari pancreas serta konsumsi alcohol. Pankreatitis dibagi atas:
a) Pankreatitis akut (fungsi pankreas kembali normal lagi). Pankreatitis akut atau inflamasi pada pankreas terjadi akibat tercernanya organ ini oleh enzim-enzimnya sendiri, khususnya oleh tripsin.(Brunner & Suddart).
Dalam pancreatitis akut memiliki keparahan yang berkisar dari kelainan yang relatif ringan dan sembuh dengan sendirinya hingga penyakit yang dengan cepat menjadi fatal serta tidak responsif terhadap berbagai terapi. Berdasarkan pada beratnya proses peradangan dan luasnya nekrosis parenkim dapat dibedakan:
• Pankreatitis akut tipe interstitial
Meskipun bentuk ini dianggap sebagai bentuk pankreatitis yang lebih ringan, namun pasien berada dalam keadaan sakit yang akut dan berisiko mengalami syok, gangguan keseimbangan cairan serta elektrolit dan sepsis.
• Pankreatitis akut tipe nekrosis hemoragik,
Secara makroskopik tampak nekrosis jaringan pankreas disertai dengan perdarahan dan inflamasi.Tanda utama adalah adanya nekrosis lemak pada jaringan-jaringan di tepi pankreas, nekrosis parenkim dan pembuluh-pembuluh darah sehingga mengakibatkan perdarahan dan dapat mengisi ruangan retroperitoneal.Bila penyakit berlanjut, dapat timbul abses atau daerah-daerah nekrosis yang berdinding, yang subur untuk timbulnya bakteri sehingga dapat menimbulkan abses yang purulen.Gambaran mikroskopis adalah adanya nekrosis lemak dan jaringan pankreas, kantong-kantong infiltrat yang meradang dan berdarah ditemukan tersebar pada jaringan yang rusak dan mati.Pembuluh-pembuluh darah di dalam dan di sekitar daerah yang nekrotik menunjukkan kerusakan mulai dari inflamasi peri vaskular, vaskulitis yang nyata sampai nekrosis dan trombosis pembuluh-pembuluh darah.

b) Pankreatitis kronik (terdapat sisa-sisa kerusakan yang permanen).
Pankreatitis kronik merupakan kelainan inflamasi yang ditandai oleh kehancuran anatomis dan fungsional yang progresif pada pankreas.(Brunner & Suddart).
B. ETIOLOGI
1. Pankreatitis Akut
Pankreatitis akut terjadi akibat proses tercernanya organ ini oleh enzim-enzimnya sendiri, khususnya oleh tripsin. Delapan puluh persen penderita pankreatitis akut mengalami penyakit pada duktus billiaris; meskipun demikian, hanya 5% penderita batu empedu yang kemudian mengalami nekrosis. Batu empedu memasuki duktus koledokus dan terperangkap dalam saluran ini pada daerah ampula Vateri, menyumbat aliran getah pankreas atau menyebabkan aliran balik (refluks) getah empedu dari duktus koledokus ke dalam duktus pankreastikus dan dengan demikian akan mengaktifkan enzim-enzim yang kuat dalam pankreas. Spasme dan edema pada ampula Vateri yang terjadi akibat duodenitis kemungkinan dapat menimbulkan pankreatitis. (Brunner & Suddart).
2. Pankreatitis Kronis
Konsumsi alkohol dalam masyarakat barat dan malnutrisi yang terdapat di seluruh dunia merupakan penyebab pankreatitis kronis. Pada alkoholisme, insiden pankreatitis 50 kali lebih tinggi dibandingkan insidens dalam populasi bukan peminum. Konsumsi alkohol dalam waktu lama menyebabkan hipersekresi protein dalam sekret pankreas. Akibatnya akan terbentuk sumbat protein dan batu (kalkuli) dalam duktus pankreas. Alkohol juga memiliki efek toksik yang langsung pada sel-sel pankreas. Kemungkinan terjadinya kerusakan sel-sel ini akan lebih parah pada pasien-pasien yang kandungan protein dalam makanannya buruk atau yang kandungan lemaknya terlampau tinggi atau rendah. (Brunner & Suddart).

C. PATOFISIOLOGI
Pankreatitis merupakan penyakit seistemik yang terdiri dari dua fase.Pertama, fase awal yang disebabkan efek sistemik pelepasan mediator inflamasi, disebut sindrom respons inflamasi sistemik atau systemic inflamatory response syndrome (SIRS) yang berlangsung sekitar 72 jam.Gambaran klinisnya menyerupai sepsis, tetapi tidak ada bukti-bukti infeksi.Kedua, fase lanjut merupakan kegagalan sistem pertahanan tubuh alami yang menyebabkan keterlibatan sampai kegagalan multiorgan, yang biasanya dimulai pada awal minggu kedua.Kegagalan fungsi salah satu organ merupakan penanda beratnya penyakit dan buruknya faktor prognosis.
Pankreatitis atau inflamasi pada pancreas terjadi akibat penyumbatan duktus pankreatikus, biasanya oleh batu empedu di duktus bilaris komunis. Hiperlipidemia adalah suatu factor resiko timbulnya pancreatitis. Hiperlipidemia dapat merangsang secara berlebihan pelepasan enzim-enzim pancreas, atau berperan menyebabkan terbentuknya batu empedu. Alkoholisme kronik juga berkaitan dengan pancreatitis, alcohol menambah konsentrasi protein dalam cairan pancreas dan mengakibatkan endapan yang merupakan inti untuk terjadinya kalsifikasi yang menyebabkan pancreatitis.


D. ANATOMI FISIOLOGI PANKREAS
Anatomi - Pankreas adalah organ yang terletak di bagian atas perut seseorang. Ini adalah sekitar 6 inci atau 15 cm panjang dan memiliki kepala bulat pipih yang dikelilingi oleh bagian dari duodenum disebut usus, tubuh sempit yang terletak di belakang perut dan ekor runcing yang terletak di bagian depan dari ginjal kiri (lihat gambar ). Letaknya di belakang usus duabelas jari dan mengandung sekumpulan sel yang disebut kepulauan Langerhans.







Gambar Pankreas
Fisiologi atau Fungsi-Pankreas merupakan salah satu organ dalam tubuh yang memiliki kedua fungsi eksokrin dan endocrinal. Fungsi eksokrin - ini mengeluarkan sebuah jus alkalin dengan enzim seperti - amilase dan lipase, yang membantu mencerna protein, lemak serta karbohidrat dari makanan yang kita makan. Jus alkalin dan membantu untuk menetralisir sekresi asam lambung. Ini mengeluarkan sekitar 1,5 liter jus ini dalam satu hari. Enzim disampaikan ke bagian atas dari usus kecil duodenum yang disebut melalui tabung yang disebut duktus pankreas. Pankreas juga mengandung sel yang menghasilkan getah pankreas. Getah pankreas adalah getah pencernaan yang mempunyai peran penting dalam mengolah tiga kelompok bahan makanan organik utama, yaitu karbohidrat, protein, dan lemak. Getah pankreas ini terutama terdiri dari air, bikarbonat, dan enzim yang dapat dibedakan atas enzim tripsin, enzim amilase, serta enzim lipase.
Getah pankreas dialirkan ke usus duabelas jari melalui dua saluran di sepanjang pankreas. Pada usus duabelas jari, bikarbonat menetralisir chymus asam. Tripsin bekerja atas protein dalam makanan dan membantu menyempurnakan proses pencernaan makanan di dalam lambung bersama-sama dengan enzim pepsin yang dihasilkan oleh lambung. Amilase berperan dalam melanjutkan proses pemecahan karbohidrat yang telah dimulai oleh enzim ptyalin dalam air ludah. Sementara itu, lipase mempunyai peran yang tak kalah penting dalam proses pemecahan lemak.
Fungsi endokrin –yaitu Kepulauan Langerhans menghasilkan hormon insulin dan glukagon yang digunakan untuk mengatur jumlah gula dalam darah. Insulin akan mengubah kelebihan glukosa darah menjadi glikogen untuk kemudian menyimpannya di dalam hati dan otot. Suatu saat ketika tubuh membutuhkan tambahan energi, glikogen yang tersimpan di dalam hati akan diubah oleh glukagon menjadi glukosa yang dapat digunakan sebagai energi tambahan.

E. MANEFESTASI KLINIK
1. Pankreatitis Akut
Pasien datang dengan keluhan nyeri abdomen hebat, melintang dan tembus ke bagian punggung.Biasanya disertai muntah.Rasa nyeri dapat menjalar ke seluruh abdomen, umumnya tidak dapat diatasi dengan obat analagesik biasa.Tidak jarang pasien datang dengan kembung atau mengarah ke tanda-tanda ileus paralitik.Pada fase lanjut, pasien datang dalam keadaan sindrom syok atau dengan hemodinamik yang tidak stabil.
2. Pankreatitis Kronis
Insidens pankreatitis kronis meningkat pada laki-laki dewasa dan ditandai oleh serangan nyeri hebat di daerah abdomen bagian atas dan punggung, disertai muntah. Serangan nyeri sering sangat hebat sehingga pemberian preparat narkotik, sekalipun dengan dosis tinggi, tidak mampu meredakan nyeri tersebut. Resiko ketergantungan opiat akan meningkat pada pankreatitis karena sifatnya yang kronis dan hebatnya rasa nyeri.
Penurunan berat badan merupakan masalah utama pada pankreatitis kronis. Biasanya disebabkan oleh penurunan asupan makanan akibat anoreksia atau perasaan takut bahwa makan akan memicu serangan berikutnya. Malabsorbsi mengakibatkan proses pencernaan bahan makanan khususnya protein dan lemak akan terganggu. Defekasi menjadi lebih sering dan feces menjadi berbuih (steatore) akibat gangguan pencernaan lemak.

F. PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan pankreatitis bersifat simtomatik dan ditujukan untuk mencegah atau mengatasi komplikasi.Semua asupan per oral harus dihentikan untuk menghambat stimulasi dan sekresi pankreas.Pelaksanaan TPN (total parental nutrition) pada pankreatitis akut biasanya menjadi bagian terapi yang penting, khusus pada pasien dengan keadaan umum yang buruk, sebagai akibat dari stres metabolik yang menyertai pankreatitis akut. Pemasangan NGT dengan pengisapan (suction) isi lambung dapat dilakukan untuk meredakan gejala mual dan muntah, mengurangi distensi abdomen yang nyeri dan ileus paralitik serta untuk mengeluarkan asam klorida.
• Penanganan Nyeri. Pemberian obat pereda nyeri yang adekuat merupakan tindakan yang esensial dalam perjalanan penyakit pankreatitis akut karena akan mengurangi rasa nyeri dan kegelisahan yang dapat menstimulasi sekresi pankreas.
• Perawatan Intensif. Koreksi terhadap kehilangan cairan serta darah dan kadar albumin yang rendah diperlukan untuk mempertahankan volume cairan serta mencegah gagal ginjal akut.
• Perawatan Respiratorius. Perawatan respiratorius yang agresif diperlukan karena risiko untuk terjadinya elevasi diafragma, infiltrasi serta efusi dalam paru dan atelektasis cenderung tinggi.
• Drainase Bilier. Pemasangan drainase bilier dalam duktus pankreatikus melalui endoskopi telah dilakukan dengan keberhasilan yang terbatas. Terapi ini akan membentuk kembali aliran pankreas dan akibatnya, akan mengurangi rasa sakit serta menaikkan berat badan.
• Penatalaksanaan Pasca-akut. Antasid dapat diberikan ketika gejala akut pankreatitis mulai menghilang. Pemberian makanan makanan per oral yang rendah lemak dan protein dimulai secara bertahap. Kafein dan alkohol tidak boleh terdapat dalam makanan pasien.
• Pertimbangan Gerontik. Pankreatitis akut dapat mengenai segala usia; meskipun demikian, angka mortalitas pankreatitis akut meningkat bersamaan dengan pertambahan usia.
• Tindakan Bedah
Tindakan segera untuk eksplorasi bedah pada umumnya tidak dilakukan, kecuali pada kasus-kasus berat di mana terdapat:
1. Perburukan sirkulasi dan fungsi paru sesudah beberapa hari terapi intensif.
2. Pada kasus pankreatitis hemoragik nekrosis yang disertai dengan rejatan yang sukar diatasi.
3. Timbulnya sepsis.
4. Gangguan fungsi ginjal yang progresif.
5. Tanda-tanda peritonitis.
6. Bendungan dari infeksi saluran empedu.
7. Perdarahan intestinal yang berat.
Tindakan bedah juga dapat dilakukan sesudah penyakit berjalan beberapa waktu (kebanyakan sesudah 2-3 minggu perawatan intensif) bilamana timbul penyulit seperti pembentukan pseudokista atau abses, pembentukan fistel, ileus karena obstruksi pada duodenum atau kolon, pada perdarahan hebat retroperitoneal atau intestinal.
G. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
a. Amylase dan lipase dihasilkan oleh pancreas dan dibersihkan oleh ginjal. Derajat amylase serum atau peningkatan lipase tidak menunjukkan beratnya pankreatitis
b. Ultrasound dan scan CT dari pancreas bermanfaat dalam mendeteksi luasnya edema atau nekrosis.
c. Pemeriksaan LAB tambahan meliputi pemeriksaan fungsi hepar, elektrolit serum, glukosa serum.GDA,JDL d. Hitung leukosit, meningkat bila terjadi peradangan dan semakin tinggi apabila terjadi infeksi.
e. Pemeriksaan seri GI atas sering menunjukkan bukti pembesaran pancreas/eradangan
f. Glukosa serum, hiperglikemia lanjut menunjukkan luasnya kerusakan sel beta dan nekrosis pancreas dan tanda prognosis buruk. Urinalisa: amylase, mioglobin, hematuria, proteinuria mungkin ada (kerusakan glomerulus)

H. KOMPLIKASI
Komplikasi yang utama berkenaan dengan pankreatitis adalah pseudokista dan pembentukan abses. Rongga-rongga abnormal ini akhirnya pecah dan menimbulkan peritonitis. Nekrosis pada pancreas, abses pancreas.

KONSEP KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
Sirkulasi
Tanda : hipertensi (nyeri akut), hipotensi dan takikardia (syok hipovolemia atau toksemia)
Integritas ego
Tanda : agitasi, gelisah, distress, ketakutan
Eliminasi
Gejala : muntah
Tanda : sakit abdomen, distensi, dan nyeri lepas
Makanan/cairan
Gejala : tidak toleran terhadap makanan, anoreksia, muntah-muntah
Penurunan berat badan
Neurosensori
Tanda : bingung, agitasi
Nyeri/kenyamanan
Gejala : nyeri abdominal dalam berat yang tak berhubungan, biasanya terlokasi pada epigastrium
Timbulnya tiba-tiba berhubungan dengan minuman keras atau makan terlalu banyak.
Pernapasan
Tanda : takipnea, dengan atau tanpa dispnea
Penurunan kedalaman pernapasan dengan tindakan menekan/tegang
Penyuluhan
Gejala : pemasukan alcohol
Penggunaan obat



B. DAMPAK KDM














C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri b/d inflamasi
2. Pola pernapasan yang tidak efektif b/d imobilisasi akibat rasa nyeri yang hebat
3. Kekurangan volume cairan b/d muntah
4. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d muntah, kehilangan enzim pencernaan dan insulin
5. Takut b/d kurang pengetahuan tentang kondisi dan kebutuhan pengobatan

D. INTERVENSI KEPERAWATAN

1. Nyeri b/d inflamasi
Tujuan: nyeri hilang dan terkrntrol
• Lihat lokasi dan intensitas nyeri dan catat factor yg meningkatkan serta menghilangkan nyeri
R/:nyeri sering menyebar, berat. Nyeri pada kuadran kanan atas menunjukkan nyeri kepala pancreas, nyeri pada kuadran kiri atas menunjukkan nyeri pada ekor pancreas. Nyeri terlokalisir menunjukkan adanya abses.
• Beri tindakan nyaman, relaksasi, aktivitas hiburan
R/:meningkatkan relaksasi dan memapukan pasien memfokuskan perhatian dapat meningkatkan koping
• Pertahankan lingkungan bebas makanan berbau
R/:rangsangan sensori dapat mengaktifkan enzim pancreas yang dapat meningkatkan nyeri
• Berikan analgesic pada waktu yang tepat
R/:nyeri berat/lama dapat meningkatkan syok dan lebih sulit hilang
• Kolaborasi pemberian analgesic (meperidin dan ranitidine)
R/: meringankan atau menghilangkan nyeri
2. Pola pernapasan yang tidak efektif b/d akibat rasa nyeri yang hebat, efusi pleura dan atelaktasis, infiltrate pulmonel
Tujuan: perbaikan fungsi respiratorius
• Kaji status pernapasan
R/:infeksi intraabdomen dan pernapasan yang berat akan meningkatkan kebutuhan metabolic tubuh yang selanjutnya akan menurunkan cadangan paru dan menimbulkan gagal napas
• Pertahankan posisi semi fowler
R/:penurunan tekanan diagfragma dan memungkinkan ekspansi paru yang lebih besar.
• Anjurkan pasien untuk latihan napas dalam dan batuk efektif
R/:latihan napas dalam dan batuk efektif akan membersihkan jalan napas dan mengurangi atelaktasis.
3. Kekurangan volume cairan b/d muntah
Tujuan: mempertahankan hidrasi yang adekuat
• Hitung keseimbangan cairan 24 jam
R/:indicator kebutuhan penggantian/keefektifan terapi
• Timbang berat badan sesuai indikasi
R/:penurunan berat badan menunjukkan hipovolemia
• Catat turgor kulit, membrane mukosa kering, keluhan haus
R/:indicator fisiologi lanjut dari dehidrasi
• Selidiki perubahan sensori, contoh bingung, respons lambat
R/:perubahan mungkin berhubungan dengan hipovolemia, hipoksia. Ketidakseimbangan elektrolit atau delirium (pada pasien dengan pankreatistis akut sekunder terhadap pemasukan alcohol berlebihan)
• Ganti elektrolit contoh: natrium, kalium, klorida, kalsium sesuai indikasi
R/:penurunan pemasukan oral dan hilang berlebihan mempengaruhi keseimbangan elektrolit/asam-basa, yang perlu untuk mempertahankan fungsi seluler/organ.
4. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d muntah, kehilangan enzim pencernaan dan insulin.
Tujuan: menunjukkan pemenuhan kebutuhan nutrisi adekuat dengan peningkatan berat badan menjadi normal.
• Kali abdomen, catat adanya bising usus,distensi abdomen dan keluhan mual
R/:distensi abdomen mengakibatkan penurunan bising usus dan hilangnya gejala menunjukkan kesiapan untuk penghentian aspirasi gaster.
• Berikan perawatan oral
R/:menurunkan rangsangan muntah dan inflamasi/iritasi mukosa kering sehubungan dengan dehidrasi.
• Observasi warna/konsistensi feses
R/:steatorae (tak berbentuk) terjadi karena pencernaan lemak tak sempurna.
• Bantu pasien dalam pemilihan makanan/cairan yang memenuhi kebutuhan nutrisi dn pembatasan bila diet dimulai.
R/:kebiasaan diet sebelumnya mungkin tidak memuaskan pada pemenuhan kebutuhan saat ini untuk regenerasi jaringan dan penyembuhan. Penggunaan stimulant gaster seperti kafein, alcohol, sigaret, makanan penghasil gas atau makan terlalu banyak dapat mengakibatkan rangsangan berlebihan pada pancreas/berulangnya gejala.
• Catat tanda peningkatan haus dan berkemih atau perubahan mental dan ketajaman visual.
R/:mewaspadakan terjadinya hiperglikemia karena peningkatan pengeluaran glucagon (kerusakan sel alfa) atau penurunan pengeluaran insulin (kerusakan sel beta).
• Tes urin untuk gula dan aseton
R/:deteksi dini pada penggunaan glukosa tak adekuat dapat mencegah terjadinya ketoasidosis.
5. Takut b/d kurang pengetahuan dan informasi tentang kondisi dan kebutuhan pengobatan
Tujuan: menyatakan pemahaman kondisi/proses penyaki dan pengobatan.
• Kaji ulang penyebab khusus terjadinya episode dan prognosis
R/:memberikan dasar pengetahuan dimana pasien dapat membuat pilihan informasi.
• Diskusikan penyebab lain/factor yang berhubungan contoh masukan alkohol berlebihan, penyakit kandung empedu, ulkus duodenum.
R/:penghindaran dapat membantu membatasi kerusakan dan mencegah terjadinya kondisi kronis.
• Pajankan pada program pengobatan/rehabilitasi ketergantungan zat kimia bila diindikasikan.
R/:penyalagunahan alcohol secara nyata paling umum menyebabkan terulangnya pancreatitis kronis. Penggunaan obat lain meningkat sebagai factor, apakah diresepkan atau beli dijalan. Cat: nyeri pancreatitis dapat berat dan lama dan dapat menimbulkan ketergantungan narkotik memerlukan rujukan pada klinik nyeri.
• Kaji ulang pentingnya mulai makan lambat dan berlanjut ke bentuk saring, diet rendah lemak, makan frekuensi sering.
R/:pemahaman tujuan diet dalam memaksimalkan penggunaan enzim yang ada dengan menghindari rangsangan berlebihan pada pancreas dapat meningkatkan keterlibatan pasien dalam pengawasan diri tentang kebuthan diet dan berespons terhadap makanan.
• Anjurkan menggunakan pengganti enzim pancreas dan terapi garam empedu sesuai indikasi, hindari makanan/minuman panas.
R/:bila kerusakan permanen terjadi pada pancreas, defisiensi eksokrin akan terjadi, memerlukan penggantian jangka panjang, makanan dan minuman panas dapat membuat enzim tidak aktif.
E. EVALUASI
Hasil Yang diharapkan dari pasien menjadi dasar untuk mengevaluasi sejauh mana perkembangan yang telah dicapai pasien. Pertanyaan-pertanyaan yang dapat diajukan antara lain :
1. Apakah grjala-gejala telah mereda?
2. Apakah semua serum amylase telah normal?
3. Apakah terdapat deteksi dini dan penanganan komplikasi?
4. Apakah pasien telah cukup siap untuk melakukan perwawatan diri dan pengobtan di rumah?
5. Apakah pasien dan keluarganya telah memilih tempat pelaynan pendukung yan sesuai?